Sabtu 05 Aug 2023 14:34 WIB

Surat Terbuka Guntur Romli Hengkang dari PSI: Karena Prabowo, Saya Keluar

Guntur Romli bukan pengurus tapi politisi aktif di PSI

Calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersama pengurus DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup selama satu jam di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).
Foto:

Oleh : Eks politisi PSI, Guntur Romli

Saya tidak sedang melancarkan politik kebencian pada Pak Prabowo, saya menghormati beliau sebagai sosok manusia dan tokoh politik, tapi rekam jejak tak bisa dihapus, fakta sejarah tak bisa diingkari, keterlibatan beliau dengan pelanggaran HAM di masa lalu, penculikan aktivis, beberapa dari mereka tak diketahui nasibnya hingga saat ini, sehingga beliau diberhentikan dari TNI, adalah fakta sejarah yang tak bisa dibantah dan hingga saat ini keluarga aktivis yang dihilangkan itu masih menuntut keadilan sampai saat ini. 

Saya menghormati Pak Prabowo sebagai menteri di Kabinet Pak Jokowi, namun saya melihat kinerja Pak Prabowo akan menjadi beban di pemerintahan Pak Jokowi terkait dugaan kegagalan food estate yang di bawah Kemenhan (tapi sukses di bawah kementrian yang lain) dan pembelian pesawat bekas dari Qatar, yang saya baca di media: pada era Menhan Pak Juwono Sudarsono pada 2009 yang tidak mau diberi hibah pesawat-pesawat itu, mau dikasi gratis saja tidak mau, kok sekarang Prabowo malah membeli pesawat bekas itu dengan harga mahal?

Karena segala rekam jejak Pak Prabowo dan kinerjanya itu, dengan segala hormat, tanpa maksud merendahkan Pak Prabowo, menurut pertimbangan rasional dan ideologis, saya haqqul yakin dan percaya Ganjar Pranowo yang layak menjadi penerus Joko Widodo tahun 2024.

Karena persamaan ideologi Pak Jokowi dan Pak Ganjar, persamaan gaya kepemimpinan dan pelayanan, merakyat, dekat dengan rakyat, senantiasa blusukan, bertemu dengan rakyat, apapun resiko dan keluhannya, jujur, bersih, lurus, tidak neko-neko: "Jokowi di Hati, Ganjar Dinanti" dan juga berdasarkan hasil Rembuk Rakyat yang diumumkan PSI pada Oktober 2022.

Meskipun yang saya baca, baik dari media dan medsos, kawan-kawan PSI menyatakan kehadiran Pak Prabowo itu hanya silaturahim politik biasa, tapi "tondo-tondo" koalisi PSI dan Prabowo akan menjadi kenyataan, hanya soal waktu saja. 

Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish

Sebagai orang yang mendaku spartan, Ketua Umum Ganjarian, saya tidak mungkin punya sikap politik yang abu-abu. Saya harus menyatakan sikap. Dan harus memilih. 

Sebelum ini saya mengenal PSI sebagai 'rumah politik perjuangan' yang penuh dengan keberanian, tak gentar menyatakan sikap dan berjuang untuk melawan intoleransi, korupsi, membangun solidaritas kemanusiaan, merawat kebhinnekaan, mempertahankan prinsip-prinsip dan idealisme. Politik Keberanian. Politik Perjuangan. 

Namun akhir-akhir ini saya melihat PSI seperti terjebak dalam politik sentimentil, merasa dihina, dilepeh, diludahi, merasa ditolak 'cinta'nya, ngambekan, terkesan politik "menye-menye". "Melow". 

Tapi semoga, kesan saya itu, saya keliru. 

Namun alasan yang sebenarnya, saya akhirnya memutuskan keluar dari PSI adalah kehadiran Prabowo di DPP PSI dan "tondo-tondo" koalisi PSI dengan Prabowo itu tanpa dibuka terlebih dahulu ruang diskusi dan perdebatan karena terkait nilai-nilai dan prinsip-prinsip sama-sama kita perjuangkan selama ini.

Akhirul kalam, saya tetap mendoakan PSI sukses untuk masa depannya.  

Sekian, terima kasih.

Jakarta 5 Agustus 2023 

Mohamad Guntur Romli 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement