Selasa 05 Mar 2024 13:16 WIB

Dugaan Sumber 'Ledakan' Suara PSI di Sirekap, Bantahan KPU, dan Respons Jokowi

PSI menolak anggapan kenaikan raihan suara secara tiba-tiba, tapi hasil kerja keras.

Presiden RI Joko Widodo bersama ketua umum PSI Kaesang Pangarep, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan sejumlah kader muda PSI.
Foto: Dok Republika
Presiden RI Joko Widodo bersama ketua umum PSI Kaesang Pangarep, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan sejumlah kader muda PSI.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A, Bayu Adji P, Dessy Suciati Saputri

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belakangan menjadi bahan perbincangan meyusul raihan suara partai itu yang tiba-tiba 'meledak' di Sirekap KPU. Pada akhir pekan lalu, raihan suara PSI di Pileg 2024 tercatat melonjak drastis hampir 400 ribu dalam enam hari terakhir.

Baca Juga

Lonjakan raihan suara PSI itu diketahui setelah Republika membandingkan hasil real count Sirekap Pileg DPR RI yang dipublikasikan di laman pemilu2024.kpu.go.id. Pada Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, tercantum PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Lantas, pada Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB, tercatat PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen. Artinya, PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari.

Kemudian, salah satu pengguna media sosial X dengan nama akun @kochengoren menemukan bahwa lonjakan itu terjadi karena ada perbedaan raihan suara asli PSI di C.Hasil-DPR Plano (dokumen resmi hasil penghitungan suara di TPS) dengan yang ditulis di pemilu2024.kpu.go.id. Dia mengunggah daftar puluhan TPS yang terjadi perbedaan raihan suara PSI.

Megacu ke daftar tersebut, Republika mengecek ulang data 40 TPS pada Senin (4/3/2024) siang. Ternyata benar terjadi perbedaan raihan suara PSI di C.Hasil-DPR Plano dengan yang ditampilkan di laman pemilu2024.kpu.go.id.

Ambil contoh di Jawa Barat, Kabupaten Karawang, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kelurahan Manggungjaya, TPS 03. Dalam dokumen C.Hasil-DPR Plano ditulis PSI mendapatkan 4 suara. Namun, di laman pemilu2024.kpu.go.id tercantum PSI mendapatkan 54 suara. Adapun surat tidak sah di TPS tersebut 54 suara.

Contoh lainnya di Sumatera Selatan, Kabupaten Lubuk Linggau, Kecamatan Lubuk Linggau II, Desa Mesat Seni, TPS 006. Dalam dokumen C.Hasil-DPR Plano ditulis PSI mendapatkan 0 suara. Namun, di laman pemilu2024.kpu.go.id tercantum PSI mendapatkan 47 suara. Adapun surat tidak sah di TPS tersebut 49 suara.

Pola perbedaan suara tersebut terjadi di semua TPS yang Republika cek. Selain itu, tampak jumlah suara PSI yang tercantum di laman pemilu2024.kpu.go.id hampir sama dengan jumlah suara asli PSI ditambah surat suara tidak sah.

Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), sebuah organisasi pemantau pemilu terakreditasi di Bawaslu RI, menyebut, kemiripan jumlah suara tidak sah plus suara asli, dengan raihan suara PSI di pemilu2024.kpu.go.id merupakan indikasi atau informasi awal yang harus diselidiki untuk membuktikan adanya penggelembungan suara di Sirekap.

"Temuan tersebut bisa dijadikan sebagai informasi awal untuk mendorong Bawaslu melakukan penelusuran adanya dugaan penggelembungan suara," kata Koordinator JPPR Nurlia Dian Paramita kepada Republika, Senin (4/3/2024).

Menurut Mita, Bawaslu sebagai lembaga yang punya otoritas menyelidiki dugaan kecurangan, tak boleh berdiam diri atas informasi awal tersebut. Apalagi, Bawaslu punya semua sumber daya untuk memastikan indikasi tersebut.

"Bawaslu punya data setiap salinan C.Hasil berdasarkan hasil laporan pengawas TPS. Kami kira jika Bawaslu bekerja optimal sangat mudah dibuktikan," kata Mita.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi juga mengaku heran dengan raihan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Padahal, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan bahwa raihan suara PSI hanya 2,81 persen.

"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement