Ahad 30 Jul 2023 23:33 WIB

Pemprov DKI: Stok Pangan di Jakarta Aman Hadapi Ancaman Kemarau Panjang

Pemprov DKI Jakarta menguatkan kerja sama dengan daerah produsen pangan.

Warga melakukan pembayaran menggunakan QRIS saat berbelanja di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (3/7/2023). Bank Indonesia menaikan besaran merchant discount rate (MDR) bagi usaha mikro pengguna QRIS sebesar 0,3 persen yang berlaku pada Juli 2023. Sebelumnya tarif yang berlaku adalah 0 persen dan berakhir pada Juni 2023.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melakukan pembayaran menggunakan QRIS saat berbelanja di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (3/7/2023). Bank Indonesia menaikan besaran merchant discount rate (MDR) bagi usaha mikro pengguna QRIS sebesar 0,3 persen yang berlaku pada Juli 2023. Sebelumnya tarif yang berlaku adalah 0 persen dan berakhir pada Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan  stok pangan untuk warga DKI Jakarta aman untuk menghadapi dampak El Nino yang umumnya terjadi kemarau panjang. ​​​​​Meski sumber pangan yang masuk DKI Jakarta umumnya berasal dari daerah penyangga Ibu Kota dan daerah lainnya, namun telah ada kerja sama pengadaan stok pangan.

"Sejauh ini 98 persen pangan Jakarta itu kan berasal dari luar," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (30/7/2023).

Baca Juga

​​​​​​​Untuk sekarang, kata dia, pihaknya menguatkan kerja sama dengan daerah produsen. "Itu namanya kerja sama antardaerah," katanya.

Kebutuhan pangan Jakarta berupa beras juga diperkirakan aman karena Jakarta memiliki 414 hektare lahan sawah yang hasilnya digunakan untuk membantu penyediaan kebutuhan pangan dari luar Ibu Kota.

"Terluas ada di Jakarta Utara 300 hektare sekian, sisanya ada di Jakarta Barat dan Timur," kata Suharini.

Melihat Jakarta yang per harinya membutuhkan 300 ton beras, kata Suharini, tentunya secara produksi sawah yang ada di DKI tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas KPKP DKI terus melakukan penguatan kerja sama antardaerah.

"Makanya saya bilang tadi penguatan kerja sama antardaerah menjadi sangat penting. Kita dibantu oleh BUMD pangan kita dalam hal ini Food Station, selain melakukan training, Food Station juga melakukan contract farming (kontrak pengadaan pangan)," kata Suharini.

​​​​​​​Selain mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, pihaknya juga mengajak masyarakat menanam bibit tanaman yang cepat panen untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai antisipasi dampak fenomena El Nino di Ibu Kota.

"Kita tetap gencarkan sebagaimana arahan dari Pak Presiden, Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri), bagaimana kita melakukan penanaman tanaman yang cepat panen," katanya.

Pihaknya telah membagikan bibit tanaman cepat panen kepada masyarakat. "Nah ini yang kita lakukan, kita membagikan seluruh bibit-bibit tanaman pangan," katanya. 

Adapun sejumlah bibit tanaman itu di antaranya cabai hingga terong dengan usia panen pertama sekitar tiga bulan sejak awal bibit ditanam.

"Cabai, terong, itu kan yang mudah cepat panen, umur 3 bulan sudah panen. Dan itu panen pertama. Seterusnya itu kan panen-panen terus, ada cabai itu sampe tujuh kali panen," ujar Suharini.

Dinas KPKP DKI Jakarta juga telah membagikan bibit ikan untuk mempercepat pengurangan dan penurunan angka stunting yang menjadi bagian upaya dari Pemprov DKI Jakarta. Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya mengeluarkan sebanyak Rp 17,8 triliun setiap tahunnya untuk bantuan dan jaminan sosial.

 "Kita sudah mengeluarkan Rp 17,8 triliun setiap tahun. Ada 17 jenis bantuan, salah satunya anak sekolah dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar)," kata Heru usai melakukan kunjungan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa lalu. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement