REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) dan Muda Bicara ID melakukan penggalian data terkait belanja iklan media sosial capres dan parpol. Analisis dilakukan lewat platform Meta di Facebook dan Instagram.
Berdasarkan penggalian data dari laporan galeri iklan Meta, khususnya dalam kategori iklan politik, dijabarkan besaran biaya yang dikeluarkan pengiklan politik. Perhitungan dimulai dari 4 Agustus 2020 sampai 16 Juli 2023.
Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi mengatakan, mereka melakukan penggalian data ke tiga politisi yang ramai digadang sebagai capres. Ada Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Prabowo Subianto menjadi bacapres dengan belanja iklan terbesar yakni mencapai Rp 4 miliar. Disusul Ganjar Pranowo yang mencapai Rp 2 miliar," kata Edward melalui rilis yang diterima Republika, Jumat (21/7).
Angka ini dinilai cukup jauh jika dibandingkan dengan capres Anies Baswedan. Sebab, ia menerangkan, selama tiga tahun hanya menghabiskan dana Rp 160 juta untuk belanja iklan media sosial sesuai data Meta.
Ia mengungkapkan, iklan politik sebagian besar diiklankan akun atau halaman relawan pendukung. Dari data yang dikumpulkan, tidak ditemukan iklan politik digital yang diterbitkan akun resmi bacapres terkait.
Edward berpendapat, penggunaan akun relawan bisa jadi dapat menjadi cara untuk menghindari pembatasan atau regulasi yang ketat dalam pemasangan iklan politik. Baik yang ditetapkan Meta maupun dalam regulasi pemilu.
"Mengingat, saat ini belum memasuki masa kampanye. Bahkan, pendaftaran calon masih beberapa bulan lagi. Selain itu, pemerintah telah menjalin kerja sama dalam hal-hal pengaturan iklan politik di platform Meta," ujar Edward.
Rincian iklan