REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kedatangan jamaah Haji Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Kloter BDJ-07 Tahun 1445 Hijriah/ 2023 Masehi disambut Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Prov Kalteng) Nuryakin. Para jamaah disambut di Aula Jeddah Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin Jalan A Yani Km 28 Landasan Ulin Banjarbaru, Rabu (19/7/2023).
Sebagai informasi, jamaah Haji Kalteng Kloter BDJ-07 berasal dari Kabupaten Barito Utara, Pulang Pisau, Murung Raya, Kapuas, Seruyan, Gunung Mas dan Barito Selatan. Mengawali sambutannya, Sekda Nuryakin saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalteng menyampaikan syukur atas kepulangan para jamaah haji setelah kurang lebih 40 hari berada di Tanah Suci.
Kedatangan jamaah haji ini waktunya bertepatan menjelang Tahun Baru Islam. Sekda menyatakan sebagaimana diketahui bahwa tujuan akhir bagi setiap orang yang berhaji adalah meraih keridhaan Allah SWT dengan memperoleh derajat haji yang mabrur, haji yang diterima Allah SWT.
“Akan tetapi, nilai ke mabruran haji itu sendiri akan nampak bagi seseorang setelah pulang berhaji, yaitu ditandai dengan perubahan sikap mental dan amaliyah sehari-hari yang lebih baik dan meningkat dari pada sebelum menunaikan ibadah haji,” ucapnya dalam siaran persnya.
Nuryakin mengutarakan seseorang yang telah kembali dari Tanah Suci, dia akan memulai hidup dengan lembaran baru, hatinya suci bersih laksana bayi yang baru dilahirkan. Langkahnya cenderung dalam menjalankan ibadah dan ketaqwaan, pergaulannya diwarnai kejujuran, dan kepedulian sosialnya terhadap kaum dhuafa akan lebih meningkat.
“Apabila muncul pertanyaan apa yang mesti dilakukan oleh seseorang yang telah kembali dari ibadah haji? Maka Jawabannya lebih kurang sebagai berikut yakni berupaya meningkatkan prinsip kehambaan diri kepada Allah SWT melalui peningkatan kualitas ibadah, seperti Shalat, Puasa, Zakat dan keshalehan sosial lainnya,” katanya.
Lebih lanjut Nuryakin mengutarakan, selain itu agar terus menerus memelihara diri, sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, yang berakibat merugikan dirinya sendiri, orang lain dan masyarakat banyak serta peduli untuk membantu orang-orang di sekitarnya yang memerlukan uluran tangan.
Selain itu kata Sekda, juga aktif memberikan zakat, infak dan sedekah serta derma lainnya. Terakhir, memanfaatkan citra ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Basyariyah, maupun ukhuwah Wathaniyah, serta menjalin kebersamaan dengan penuh rasa kekeluargaan, demi kerukunan dan keamanan bersama.