REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kian memantapkan kesepakatan kerja sama politik di dalam Koalisi Perubahan.
Koalisi ini diketahui mengusung mantan Gubernur DKI, Anies Baswedan, sebagai calon presiden. "Nampaknya Demokrat, NasDem, dan PKS. Akhir-akhir ini tidak lagi terdengar salah satu dari ketiga partai ini memisahkan diri atau bergabung dengan koalisi lain," kata Najmuddin, Selasa (18/7/2023).
Momen terbaru tokoh-tokoh ketiga partai ini berkumpul bersama adalah saat apel siaga Partai Demokrat Ahad (16/7/2023) kemarin di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta kemarin.
Di situ, menurut Najmuddin terlihat kesolidan partai-partai di koalisi perubahan. Bukan tidak mungkin, ada partai lain yang kemudian menyusul bergabung. Satu partai besar yang bisa saja ikut gabung Koalisi Perubahan lanjut Najmuddin adalah Partai Golkar. Karena saat apel Partai Nasdem kemarin, juga terlihat sejumlah elit partai beringin di GBK.
Najmuddin menilai bukan mustahil Golkar ikut bergabung dengan Nasdem. Karena Golkar punya jejak masa lalu bersama penggagas Koalisi Perubahan, yakni Ketum Nasdem Surya Paloh.
"Kita tahu Surya Paloh punya jejak masa lalu dengan Golkar. Tentu akan mudah baginya menerima Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan," ujar Najmuddin.
Namun yang paling ditunggu publik dari koalisi ini menurut Najmuddin adalah pengumuman nama cawapres yang akan mendampingi Anies. "Koalisi ini belum memutuskan cawapres sampai. Mungkin ini bagian dari strategi komunikasi politik parpol koalisi perubahan untuk Persatuan," kata Najmuddin menambahkan.