Rabu 12 Jul 2023 19:55 WIB

Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha Tekan Sampah di Bali

Pengelolaan sampah di Seminyak bisa menjadi model percontohan internasional

Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen melakukan pengelolaan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R). Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung, khususnya di Seminyak bisa menjadi model percontohan tidak hanya di wilayahnya, tapi hingga tingkat internasional.
Foto: dok istimewa
Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen melakukan pengelolaan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R). Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung, khususnya di Seminyak bisa menjadi model percontohan tidak hanya di wilayahnya, tapi hingga tingkat internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen melakukan pengelolaan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R). Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung, khususnya di Seminyak bisa menjadi model percontohan tidak hanya di wilayahnya, tapi hingga tingkat internasional.

"Kami harap dalam melaksanakan kegiatan mengurangi, memilah dan mengolah ini tidak hanya jadi contoh di Provinsi Bali saja, tapi juga sampai ke tingkat Internasional," ujar Bupati Giri Prasta dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023).

Pengembangan infrastruktur TPS 3R Seminyak merupakan sebuah bentuk kolaborasi antara Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Pemkab Badung dan PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) dalam menangani sampah di Indonesia.

Sementara itu Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia dan Papua New Guinea, Lucia Karina, mengatakan, tujuan dari dukungan ini untuk meningkatkan kapasitas TPS 3R Seminyak agar dapat berfungsi secara optimal yang didukung pemerintah pusat melalui Kemenko Marves.

“Sebagai perusahaan global yang beroperasi secara lokal, kami sadar bahwa kami juga harus menjadi salah satu bagian solusi bukan hanya global kami di Eropa, tapi juga di Indonesia. Ini salah satu yang kami bisa lakukan,” tutur Karina.

Karina mengakui, pencapai-pencapaian yang telah diraih selama ini merupakan jerih payah dari banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini tentunya disesuaikan dengan konsep kolaborasi yang ditawarkan CCEP yang mereka sebut dengan pendekatan Nona-Helix.

“Nona-helix approach adalah pendekatan kami untuk mengajak seluruh stake holders bersama-sama mengelola sampah. Jadi waste manajemen itu berbasis pengelolaan oleh stakeholders. Salah satunya adalah mitra kami, P Tatalogam Lestari yang selama ini sudah menjalankan pilar ESG (Environment, Social and Governance). Kami mengajak mereka untuk bisa juga menunjukkan bagaimana prinsip keberlanjutan industri baja itu masuk ke dalam waste manajemen,” terang Karina.

Hasilnya, lanjut Karina, prinsip zero waste yang telah diusung produsen genteng metal dan bangunan berbasis baja ringan ini pun mampu diterapkan dalam pembangunan konstruksi TPS 3R Seminyak yang baru diresmikan ini. Proses perhitungan dan pemotongan material dilakukan di pabrik langsung sehingga tidak ada sedikipun material konstruksi yang terbuang di lokasi pembangunan TPS 3R Seminyak.

Tak berhenti sampai material bangunan saja, dalam rangka mendukung geliat UMKM di Bali sehingga terjadi circular economy, Tatalogam Group juga menggandeng UMKM yang tergabung dalam HUNI (Himpunan Usahawan Mikro Kecil Menengah Bangunan Nasional Indonesia). Anggota assosiasi UMKM yang sudah mengantungi sertifikasi profesi sebagai aplikator baja ringan ini pun ikut terlibat dalam proses pembangunan TPS 3R Seminyak yang berbasis rangka baja ringan ini.

Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi yang diwakili oleh Head of Government and Public Relations, Maharany Putri mengatakan, pihaknya sangat mengapresasi langkah-langkah nyata yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Bali dan CCEP Indonesia dalam upaya penanganan sampah di Bali.

“Perubahan iklim akibat dampak kerusakan lingkungan menjadi salah satu fokus perhatian perusahaan kami. Selain itu, kami juga terus berkomitmen penuh untuk mendukung agenda hijau berkelanjutan baik dengan pemerintah, akademisi, serta usaha/industri lain,” pungkas Maharany.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement