Selasa 13 Jun 2023 15:06 WIB

PDIP Kritisi Kurangnya Kemampuan Jakpro Cari Untung

PDIP mengkritik kurangnya kemampuan Jakpro untuk mencari untung.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. PDIP mengkritik kurangnya kemampuan Jakpro untuk mencari untung.
Foto: Republika/Eva Rianti
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. PDIP mengkritik kurangnya kemampuan Jakpro untuk mencari untung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengkritisi kinerja PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang dinilai kurang fokus mencari keuntungan. Padahal, perusahaan yang merupakan BUMD DKI Jakarta difungsikan untuk memperoleh profit dalam operasionalnya.

"Jakpro tuh ibaratnya PT palugada karena Jakpro terlalu banyak mendapatkan penugasan dari Pemda DKI Jakarta sehingga core bisnis dia terabaikan karena mengerjakan tugasnya sudah ampun," kata Gembong, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga

Menurut pengamatan Gembong, Pemda DKI Jakarta terlalu banyak memberikan tugas kepada Jakpro, sementara Jakpro sendiri kurang mahir dalam melakukan tugas utama untuk mendapatkan keuntungan sebagai badan usaha. Hal itu dikaitkan olehnya dengan gubernur sebelumnya, Anies Baswedan.

"Ada yang salah sehingga tidak fokus cari untung, fokusnya adalah mengerjakan penugasan. Ini yang dari awal saya menentang habis-habisan soal penugasan karena kodratnya Jakpro cari untung. Perusahaan yang dibentuk rakyat untuk cari untung. Kemarin Pak Anies salah jalan karena selalu memberikan penugasan kepada Jakpro," ujar dia.

Dia mencontohkan, diantara penugasan yang diberikan kepada Jakpro, yakni membangun Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara dan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta Pusat. Adapun yang baru-baru ini adalah gelaran ajang balap mobil listrik Formula E yang disanksikan memperoleh keuntungan.

"Tapi, Pak Anies enggak cuma-cuma loh memberikan penugasan, dikasih duit juga. Jakpro dikasih tugas bangun JIS dikasih duit enggak sedikit tuh, Jakpro disuruh ngerjain TIM dikasih penyertaan modal. Cuman, apakah itu efektif dan efisien? Tidak!" ujar dia.

Sementara itu, mengenai Formula E sendiri, Gembong meragukan mengenai keuntungan yang diraih oleh Jakpro, termasuk gelaran perdana pada 2022 lalu, meski diklaim untung. Lebih lanjut, dia justru menyinggung kinerja Jakpro yang dinilai kurang piawai.

"Enggak (piawai), ngabisin duit iya. Terbukti dari sponsor yang masuk, pihak ketiga yang terlibat dalam Formula E menurun, berarti bagi pengusaha itu tidak menguntungkan. Selanjutnya kepiawaian Jakpro untuk merangkul orang lain untuk bisa terlibat juga rendah," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement