Selasa 06 Jun 2023 15:45 WIB

Menlu Buka Suara Soal Usulan Prabowo Konflik Rusia-Ukraina Pakai Referendum

Retno Marsudi minta Komisi I DPR bertanya langsung ke Prabowo soal referendum.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari Priansari Marsudi.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari Priansari Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari Priansari Marsudi buka suara soal usulan perdamaian untuk Rusia dan Ukraina yang dikemukakan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto. Retno meminta untuk langsung menanyakan kepada Prabowo mengenai usulan itu.

"Mengenai masalah Shangri-La Dialogue, karena Kementerian Pertahanan (Kemenhan) adalah juga mitra dari Komisi I DPR RI, mungkin ada baiknya juga dilakukan komunikasi langsung dengan Pak Menhan untuk mendapatkan gambaran, pandangan yang disampaikan Pak Menhan di Shangri-La Dialogue beberapa hari lalu," kata Retno dalam rapat kerja  Komisi I DPR RI dengan Kemenlu di kompleks Senayan, Jakrta Pusat, Senin (5/6/2023).

Retno menanggapi pertanyaan dari anggota  Komisi I DPR RI, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin tentang rencana perdamaian dari Menhan Prabowo dalam International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura pekan lalu. Prabowo mengusulkan agar dilakukan referendum dalam mengatasi konflik Rusia-Ukraina.

Retno menegaskan, posisi Pemerintah Indonesia selalu sama dan tidak berubah dalam perang dua negara tersebut. Dia memaparkan terdapat empat poin soal posisi Indonesia, pertama yaitu penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

"Hal itu selalu kita hormati, dan ini terefleksi dengan baik pada saat ada voting mengenai isu yang terkait penghormatan teritorial integrity dan kedaulatan," kata Retno.

Kedua, lanjut dia, posisi dan penegasan Indonesia selalu pada penghentian perang. Hal itu  telah diulangi dan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Kiev dan Moskow.

Bulan lalu pun, Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Hiroshima, Jepang untuk menegaskan salah satu posisi Indonesia, yaitu menghentikan perang. Rencana perdamaian menurut Retno memang muncul dari berbagai negara maupun Ukraina sendiri.

Namun rencana atau usulan tersebut harus disepakati kedua belah pihak. Ukraina pun berhak memiliki usulan mana yang akan digunakan dan disepakati. Poin ketiga, yang selalu disampaikan Indonesia adalah ingin mendapatkan jaminan agar rantai pasok makanan tidak terganggu perang.

"Oleh karena itu Pak Presiden waktu bertemu dengan Presiden Zelensky di Hiroshima mengatakan bahwa Indonesia mendukung perpanjangan Black Sea Grain Initiative," ujar Retno.

Indonesia meminta perpanjangan perjanjian tersebut jangan hanya dua bulan saja. Pasalnya, kesepakatan itu menyangkut rantai pasokan makanan yang membutuhkan jangka waktu lebih lama. "Dan itu sudah disampaikan ke Presiden Zelensky," ucap Retno.

Keempat atau poin terakhir, yaitu mengenai bantuan kemanusiaan. Retno menekankan, bahwa Indonesia telah memberikan bantuan obat-obatan dan komitmen perbaikan salah satu rumah sakit yang terdampak perang.

"Jadi empat poin tersebut menjadi posisi dasar dari Pemerintah Indonesia (terhadap konflik perang Ukraina). Untuk yang Shangri-La monggo Bapak call sama Pak Menhan," ujar Retno.

Dalam Pertemuan Shangri-La Dialogue di Singapura, pada Sabtu (3/6/2023), Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah usulan untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Namun usulan tersebut ditolak oleh pihak Ukraina melalui Menhannya Oleksii Reznikov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement