Kamis 25 May 2023 16:14 WIB

Kepala SMAN 21 Bandung Akui Teledor Transfer ke Rekening Tour Leader

Dani mengaku pada study tour sebelumnya juga sebagian ditransfer ke tour leader.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus raharjo
Kepala Sekolah SMAN 21 Bandung Dani Wardani memberikan penjelasan soal dana study tour Rp 368 juta yang dibawa kabur tour leader berinisial ICL. Akibatnya, siswa gagal berangkat ke Yogyakarta, Kamis (25/5/23).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Kepala Sekolah SMAN 21 Bandung Dani Wardani memberikan penjelasan soal dana study tour Rp 368 juta yang dibawa kabur tour leader berinisial ICL. Akibatnya, siswa gagal berangkat ke Yogyakarta, Kamis (25/5/23).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kepala Sekolah SMAN 21 Bandung Dani Wardani mengakui pihaknya teledor sehingga mengakibatkan siswa tidak bisa study tour atau karya wisata ke Yogyakarta. Keteledoran itu karena ketua panitia mengirimkan dana study tour ke Yogyakarta tersebut ke rekening pribadi tour leader berinisial ICL.

Dani mengakui, pihaknya sudah merasa percaya dengan sosok ICL yang juga istri dari Adi, tour leader yang mengurus kegiatan study tour sekolah beberapa waktu lalu.

Baca Juga

"Memang adalah keteledoran dari pihak kita, itu jadi pertanyaan saya karena di MoU sudah tertera (transfer ke perusahaan). Kenapa (transfer) sampai ke tour leader-nya," ujarnya saat ditemui di SMAN 21 Bandung, Kamis (25/5/2023).

Selama ini, ia menuturkan, percaya dengan travel Grand Traveling Indonesia. Sebab, sudah lama bekerja sama dan tidak pernah terjadi masalah selama melaksanakan study tour.

"Saya mungkin percaya ke ketua panitia, atas permintaan TL (tour leader) itu dipenuhi (transfer) sebetulnya bukan langsung ke TL. Satu, ke rekening perusahaan, kedua DP ke bus transfer atas nama rekening orang lain dan ketiga ke TL itu," ujar Kepsek SMAN 21 Bandung.

Dani mengakui, selama ini mendapatkan informasi dari panitia bahwa biaya study tour seluruh siswa kelas 11 telah dilunasi ke travel. Ia mengaku percaya kepada ICL karena suaminya, Adi, pernah mengurus study tour kelas 12 SMAN 21 Bandung pada Februari lalu.

"Yang mengurus perjalanan kita biasanya suaminya Adi, karyawannya dari GTI, kebetulan di posisi terakhir Adi itu menyarankan untuk berhubungan dengan istrinya Indah. Nah, karena kita memang pernah ke Yogya kelas 12 dengan Adi dan Indah," katanya.

Oleh karena itu, pihak sekolah tidak curiga kepada ICL. Panitia pun beranggapan bahwa tour leader ICL merupakan bagian dari travel. Dani pun sempat mengklarifikasi kepada ketua panitia mengenai alasan mentransfer ke rekening pribadi ICL.

Ia memastikan bahwa tidak terdapat main mata antara panitia dan ICL. "Saya rada sempat marah dan bertanya apakah ada titipan atau apa. Katanya tidak ada hanya kepercayaan saja yang selama ini," kata Dani.

Ia mengakui, kegiatan-kegiatan study tour sekolah sebelumnya juga melakukan transfer ke travel dan juga kepada tour leader. "Transfer sebelumnya tidak seluruhnya ke travel, tapi ke Adi itu. Sebelum-sebelumnya pernah ke Adi," katanya.

Dani mengatakan, dana yang sudah dikeluarkan untuk study tour ke rekening ICL mencapai Rp 358.750.000. Sedangkan, Rp 10 juta ditransfer ke rekening travel untuk biaya DP. "Yang kita sudah setorkan Rp 368.750.000, termasuk di dalamnya Rp 10 juta," ungkapnya.

Sebelumnya, sebanyak 350 orang siswa SMAN 21 di Kota Bandung gagal berangkat ke Yogyakarta untuk melaksanakan study tour atau karya wisata terhitung Rabu (24/5/2023) hingga Jumat (26/5/2023) mendatang. Dana kegiatan sebesar Rp 400 juta diduga dibawa kabur oleh pihak agen travel berinisial GTI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement