REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG, – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, membuka event Kepri International Art & Culture 2025 di halaman Gedung Lembaga Adat Melayu Kepri, Kota Tanjungpinang, pada Selasa malam. Ajang ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Melayu ke panggung internasional dan akan digelar setiap tahun sebagai agenda budaya kebanggaan masyarakat Kepri.
Acara yang berlangsung hingga 29 November 2025 ini mengangkat tema "Semangat Melayu" dan melibatkan peserta dari empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam, serta berbagai provinsi di Indonesia. Ansar menyatakan event ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai panggung strategis untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur dan warisan budaya Melayu kepada dunia internasional sekaligus memperkuat identitas kebangsaan.
Dalam kesempatan tersebut, Ansar juga menyoroti peran penting acara ini sebagai penggerak ekonomi lokal dengan menempatkan ekonomi kreatif (Ekraf) dan industri pariwisata sebagai bagian inti. Gubernur berharap terjadi perputaran ekonomi yang signifikan dan memberikan dampak positif langsung bagi UMKM, seniman, serta pelaku industri pariwisata di Kepri. “Ini adalah upaya nyata menggabungkan pelestarian budaya dan kemajuan ekonomi,” ujarnya.
Peluncuran Monumen Bahasa Indonesia dan Kalender Pariwisata
Selain membuka acara, Gubernur Ansar Ahmad juga meluncurkan pembangunan Monumen Bahasa Indonesia di Pulau Penyengat yang dijadwalkan mulai dibangun pada 2026 dan diharapkan selesai pada akhir 2027. Selain itu, ia juga meluncurkan kalender pariwisata 2026 yang terdiri atas 75 event wisata yang tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Kepri.
Ribuan warga memadati ajang Kepri International Art & Culture 2025 yang dimeriahkan dengan parade tari, pantun, animasi gurindam, pawai budaya, serta ditutup dengan pertunjukan hiburan oleh artis ibu kota, Wali Band. Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganseha.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.