Kamis 25 May 2023 03:19 WIB

Organisasi Pemuda Indonesia dan Rusia Kerja Sama Tingkatkan Persahabatan

Pemuda RI dan Rusia saling belajar dan mengadopsi praktik terbaik dalam kehidupan.

All Russian Public State Movement of Children and Youth teken kerja sama dengan OIC Youth Indonesia di Kazan, Rusia, Rabu (24/5/2023).
Foto: Dok Republika.co.id
All Russian Public State Movement of Children and Youth teken kerja sama dengan OIC Youth Indonesia di Kazan, Rusia, Rabu (24/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN -- All Russian Public State Movement of Children and Youth bersama Youth on Organization of Islamic Cooperation (OIC Youth Indonesia) meneken dua perjanjian kerja sama di Kazan Forum 2023. Penandatanganan perjanjian dilakukan Ketua Umum All-Russian Public State Movement of Children and Youth, Grigory Gurov dan Presiden OIC Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita.

"Penandatanganan dua perjanjian kerja sama ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat kerja sama bilateral antara organisasi pemuda Federasi Rusia dan Republik Indonesia," ujar Astrid Nadya Rizqita di Kazan, Rusia, Rabu (24/5/2023).

Acara tersebut juga dihadiri Penasihat Rais Republik Tatarstan, Federasi Rusia sekaligus Ketua Movement of the First untuk Tatarstan, Timur Suleymanov serta Ketua dan Pendiri Academy of Youth Diplomacy di Tatarstan, Dilbar Sadykova. Kerja sama dua organisasi pemuda tersebut dimaksudkan memperkuat kolaborasi internasional antara Indonesia dan Rusia.

Dengan perjanjian itu, kata Astrid, kedua belah pihak bertekad untuk meningkatkan dan memperluas kerja sama internasional dalam bidang kebijakan anak dan pemuda. "Sekaligus mempromosikan saling pengertian dan persahabatan antara pemuda kedua negara," ujarnya.

Astrid menerangkan, kedua perjanjian tersebut juga mencerminkan komitmen Federasi Rusia dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam memperkuat hubungan budaya, sosial, dan ekonomi. "Federasi Rusia, sebagai anggota peninjau OKI, terus berupaya untuk memperdalam kerja sama dengan negara anggota OKI dalam berbagai bidang, termasuk bidang kebijakan anak dan pemuda," ucap Astrid.

Selain itu, menurut dia, perjanjian tersebut juga mencakup kolaborasi dalam pertukaran metode pendidikan dan teknologi inovatif yang terkait dengan kebijakan anak dan pemuda. "Hal ini akan memungkinkan kedua belah pihak untuk saling belajar dan mengadopsi praktik terbaik dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini," ucap Astrid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement