Rabu 26 Apr 2023 19:37 WIB

Jumlah Sampah Asal DKI Jakarta di TPST Bantargebang Turun Selama Lebaran

Jumlah sampah asal DKI Jakarta diprediksi akan kembali meningkat usai libur Lebaran.

Pemulung memungut sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Pemulung memungut sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah sampah dari DKI di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat menurun pada saat hari H dan H+1 Lebaran 2023. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (26/4/2023), mengatakan bahwa sejak H-4 Lebaran telah menginstruksikan jajarannya untuk mengosongkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta.

"Sehingga H-4 sampai dengan H-1 sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang meningkat, kemudian sampah menurun saat H dan H+1 Hari Raya," kata Asep.

Baca Juga

Namun, jumlah sampah akan kembali meningkat kembali pada saat H+2 Lebaran. Strategi pengosongan TPS ini, kata Asep, dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur Lebaran.

Selain itu pengosongan TPS agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, dan menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya. "Sampah jika lebih dari tiga hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu," ujar Asep.

Selain itu, Asep memperkirakan bahwa puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7 hingga H+9. "Warga Jakarta melakukan mudik seperti sebelum pandemi. Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8 dan H+9, setelah itu kembali ke rata-rata timbunan normal," lanjut Asep.

Oleh karena itu, Asep menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan antisipasi terhadap peningkatan tonase sampah tersebut.

"Pada saat tukang-tukang gerobak yang ikut mudik telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke TPS," jelas Asep.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pengangkutan operasional sampah akan sangat optimal pada saat H+7 hingga H+9.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement