Selasa 25 Apr 2023 18:09 WIB

Besok PPP Umumkan Dukungan Capres-Cawapres, KIB Berpotensi Bubar

PPP disebut-sebut akan bergabung ke koalisi pengusung Ganjar Pranowo.

Rep: Silvy Dian Setiawan, Nawir Arsyad Akbar, Fauziah Mursid, Muhmmad Noor Alfian/ Red: Andri Saubani
Plt ketua umum PPP Muhammad Mardiono menunjukan nomor urut partai saat acara Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022).  PPP kemungkinan berkoalisi dengan PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto:

Seusai PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun Partai Golkar, PAN dan PPP dinilai berpotensi bubar. Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai, PPP sebagai parpol potensial merapat ke PDIP.

"PPP termasuk yang terkesan potensial merapat ke PDIP, selain karena porsi PPP yang kecil dan tidak miliki pengaruh atas koalisi, sehingga leluasa untuk berada di manapun," ujar Dedi dalam keterangannya kepada Republika, Ahad (23/4/2023).

Namun demikian, porsi kecil PPP ini bisa berubah menjadi kekuatan jika PPP berhasil menggaet Sandiaga Uno sebagai kader dan menawarkan ke PDIP sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar. Sandiaga beberapa waktu terakhir ini disebut-sebut sudah ancang-ancang akan berpindah ke partai berlambang ka'bah tersebut.

"Jika langkah PPP berhasil yakni semisal sukses menggaet Sandiaga, lalu mereka tawarkan ke PDIP untuk dampingi Ganjar, maka PPP menjadi partai kecil paling beruntung, karena bisa menjadi pengusung utama," ujarnya.

Sementara, untuk PAN dan Golkar bisa saja merapat ke koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra dan PKB. Sehingga, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menilai koalisi besar masih mungkin tetap terwujud.

"Koalisi besar masih mungkin tetap terwujud, tetapi tidak untuk membuat poros kontestasi menjadi dua, kemungkinan tetap akan membentuk tiga poros mengingat PDIP telah tentukan capresnya sendiri," ujar Dedi.

Namun, kata dia, jika PAN dan Golkar merapat ke koalisi Gerindra terdapat posisi sulit bagi kedua partai ini, mengingat kedua partai mengupayakan cawapres.

"PAN cenderung mengupayakan Erick Thohir, sementara Golkar pun akan berusaha usung Airlangga, sementara di Gerindra sudah lebih dulu ada Muhaimin yang juga sama-sama inginkan cawapres, untuk itu wacana koalisi ini masih akan memerlukan waktu," ujarnya.

Karena itu, dia menilai pengusungan Ganjar ini akan mengubah konstelasi poros koalisi. Akan tetapi hanya tidak berdampak ke Koalisi Perubahan.

"Karena sejak awal mereka sudah bersiap akan hadapi PDIP dan Ganjar," ujarnya.

 

photo
Elektabilitas Ganjar Pranowo anjlok. - (infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement