Selasa 25 Apr 2023 14:17 WIB

Waspada DBD, Tiga Kasus Meninggal di Banjarmasin Sejak Awal 2023

Masyarakat diimbau terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta gerakan 3 M.

Petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) (ilustrasi). Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mewaspadai peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD), terlebih sudah tiga kasus meninggal dunia di daerah tersebut sejak awal 2023 hingga saat ini.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) (ilustrasi). Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mewaspadai peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD), terlebih sudah tiga kasus meninggal dunia di daerah tersebut sejak awal 2023 hingga saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mewaspadai peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD), terlebih sudah tiga kasus meninggal dunia di daerah tersebut sejak awal 2023 hingga saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin M Ramadhan di Banjarmasin, Selasa (25/4/2023), menyebut, kasus DBD sejak awal April hingga saat ini terkonfirmasi lima kasus. "Untungnya semua dapat cepat diatasi, hingga bisa diselamatkan," ujar dia.

Baca Juga

Namun, selama Januari-Februari 2023 tercatat tiga kasus meninggal dunia karena DBD. Data dirilis Dinkes Kalsel, Kota Banjarmasin mencatat penyakit DBD pada Januari 23 kasus, dengan dua kasus di antaranya meninggal dunia.

Pada Februari 2023, jumlah penularan menurun menjadi 17 kasus, satu di antaranya meninggal dunia. Pada Maret 2023, jumlah penularan menurun menjadi tujuh kasus, tapu tidak ada korban meninggal dunia.

"Pada bulan April ini yang sudah terkonfirmasi ada sebanyak lima kasus, moga tidak bertambah lagi," kata Ramadhan.

Dia menyampaikan beberapa langkah dilakukan pemerintah kota merespons tingginya angka penularan penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini. Pihaknya menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan RT sambil Dinkes melakukan sosialisasi dan edukasi secara keliling ke kelurahan terkait dengan penanganan penyakit itu.

Dia mengatakan pengasapan sebagai opsi penanganan terakhir setelah dilakukan PSN. Pengasapan dilakukan jika kasus tersebut memenuhi kriteria untuk cara itu.

Ia mengatakan, penanganan juga dilakukan melalui pemberian abate. Bubuk abate untuk mematikan jentik nyamuk di air bisa didapatkan warga secara gratis di puskesmas-puskesmas terdekat.

"Semua sudah dilakukan oleh Dinkes berkeliling ke kelurahan-kelurahan di Kota Banjarmasin," kata dia.

Dia mengajak masyarakatgotong royong 3M Plus dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat PHBS untuk menjaga lingkungan rumah dan sekitarnya dari serangan DBD. Gerakan 3M Plus, meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur serta menyalakan obat nyamuk.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement