REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden tidak terlalu mengejutkan. Ada sejumlah faktor yang memperkuat Megawati pada akhirnya mengusung Ganjar, salah satunya lantaran Ganjar dinilai sebagai kader yang ideologis.
"Di samping modal elektoral, Ganjar juga punya modal ideologi. Itu yang disinggung oleh Jokowi bahwa Ganjar itu kader yang punya ideologi. Jadi itu pun disinggung di U-20 kemarin itu kelihatan designnya itu adalah ya seolah-olah Ganjar dan PDIP itu adalah partai yang ideologi, dan Ganjar adalah kader ideologis. Ini yang kemudian diperkuat oleh Bu Mega di statement U-20 kemarin, ini bagian dari skenario design untuk mengusung Ganjar, penguatan untuk mengusung Ganjar," kata Pangi kepada Republika.co.id, Jumat (21/4/2023).
Pangi menuturkan, sejak lama Megawati juga beberapa kali menyebut bahwa PDIP akan mengusung kadernya sendiri. Sulit bagi PDIP jika mengusung kader lain selain Ganjar.
"Terkonfirmasi, Ibu Mega itu terukur, percaya dengan riset dan melihat kehendak publik. Itu yang mengapa kemudian nama Ganjar itu keluar dari kantong Bu Mega. Dan tentu itu tidak membuat kaget, biasa saja, karena kita sudah memprediksi jauh-jauh hari bahwa pemilih PDIP itu 45 persen memilih Ganjar, itu yang membuat emang tidak ada pilihan lain PDIP tidak mungkin blunder memilih capres di luar dari Ganjar," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 dari PDIP. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023) siang.
"Menetapkan Ganjar Pranowo yang saat ini sebagai gubernur Jawa Tengah sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," ujar Megawati.