Jumat 10 Mar 2023 05:11 WIB

Moh Mahfud: Para Alumni UII Harus Mampu Mempertahankan Keilmuan dan Kepemimpinan Islami

Umat Islam menyadari sadar bukan orang asing di negara Indonesia

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Menko Polhukam Moh Mahfud MD, memberikan pengarahan pada acara Rekernas ke-3 Ikatan Keluarga (IKA) UII, di Denpasar, Kamis malam (9,3/2023).
Foto: muhammad subarkah
Menko Polhukam Moh Mahfud MD, memberikan pengarahan pada acara Rekernas ke-3 Ikatan Keluarga (IKA) UII, di Denpasar, Kamis malam (9,3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam, Moh Mahfud MD, meminta agar para alumni universitas Islam Indonesia (UII) terus mampu memainkan perannya sebagai sosok ulil albab atau cendikiawan pemimpin umat dan bangsa. Mereka dituntut harus mampu mempertahankan idealisme keilmuan sekaligus keislaman. Tujuannya agar peran mobilitas umat Islam di dalam sitem ketatanegaraan yang sekarang sudah pada posisi yang strategis, dapat tetap dipertahankan.

''Jadi alumni UII tidak usah bertujuan mendirikan negara Islam. Namun, bercita-citalah membentuk negara yang Islami. Maksudnya ingin mewujudkan negara yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam seperti menerima keberadaan pihak lain, ramah, santun, adil, dan lainnya,'' kata Mahfud ketima memberikan pidato pada acara Rakernas Ikatan Alumni (IKA) UII, di Denpasar, Kamis malam, (9/3/2023).

Dalam acara Rakernas tersebut hadir Ketua Mahkamah Agung yang juga sekaligus Ketua DPP IKA UII M Syarifuddin, civitas akademika UII, dan para alumni UII dari berbagai angkatan, dan para pengurus yang berasal dari 30 Dewan Pengurus Wilayah dan empat Dewan Pengurus Daerah (DPD).

Mahfud lebih lanjut menegaskan menegaskan selama ini memang terdapat kerancuan akibat adanya sikap sebagian pihak yang ingin secara literer mewujudkan Indonesia sebaga negara Islam. Dalam hal ini Islam kadang diidentikan dengan pemakaian istilah dan kata-kata sebutan yang mengambil dari bahasa Arab tanpa memahami nilai substansinya. Ajibatnya kemudian malah memunculkan sikap salah paham dengan ada yang menyatakan Islam itu identik dengan Arab.

''Padahal sejatinya tidaklah demikian. Sampai kini sudah banya sekali nilai negara Indonesia yang sudah sangat Islami. Maka tugas alumni UII itulah untuk menerangkan segala kesalahpahaman atau salah kaprah itu. ''Mari para alumni UII bergerak bersama untuk menjadi bagian dari bukti bahwa institusi pendidikan ini sudah berhasil mencetak kader pemimpin bangsa seperti yang ditegaskan Bung Hatta sewaktu meresmikan pendiriaan UII pada 7 Juli 1945 atau 40 hari sebelum Indonesia merdeka. Kala itu Bung Hatta berharap agar UII ke depan mampu mencetak kader pemimpin bangsa."

Bahkan, lanjut Mahfud, Bung Karno pada saat upacara peresmian pembentukan UII tersebut juga bersikap senada dengan Bung Hatta.''Kala itu Bung Karno yang masih menjadi ketua DPR-nya rezim kolonial Jepang. Saat itu Bung Karno berpidato mendukung cita-cita para pendiri UII yang salah satunya adalah sebagai lembaga pendidikan pembentuk kader pemimpin umat Islam.'' 

''Bung Karno pada peresmian pendirian UII itu mengatakan: Saya sebagai orang Islam ingin kader bangsa berasal dari orang Islam. Maka mari kita dukung pendirian universitas ini.'' lanjut Mahfud.

Harus pula disadari, tegas Mahfud, berkat kemerdekaan maka umat Islam secara bertahap mampu bermobilitas menjadi umat yang makin bermutu dan terdidik. Kesetaraan untuk mendapat pendidikan formal pun didapatkan. Hasilnya secara bertahap pendidikan umat Islam membaik dari yang sebelumnya tidak dapat mengakses pendidikan formal menjadi mampu mendapat asupan pendidikan yang baik.

 ''Ini misalnya, setelah merdeka oleh KH Wahid Hasyim mengeuarkan kebijakan bila  lembaga pendidikan madrasah diakui setara dengan lembaga pendidikan pemerintah. Maka pada tahun 1960 pendidikan kebanyakan umat Islam sudah tamat sekolah menengah. Kemudian pada tahun 1965 menjadi sarjana muda, pada tahun 1970 sudah rata-rata mampu mengenyam pendidikan tingkat sarjana, dan kemudian pada tahun 1980 mulai muncul para doktor. Maka pada tahun 1990-an terjadi banjir doktor di kalangan umat Islam yang itu diwujudkan dalam kepemimpinan nasional, misalnya dalam bentuk munculnya ICMI serta organisasi sejenis lainnya. Mobilitas posisi umat Islam dalam sistem kenegaraan inilah yang harus bisa di pertahankan oleh alumni UII dengan menjadi pemimpin yang memadukan kemampuan otak dan kekuaan spiritual (ulil albab),'' tegasnya lagi.

Maka para alumni UII, lanjut Mahfud, harus melibatkan diri pada percaturan kepemimpian kebangsaan. Ini karena umat Islam terdahulu ituah yang memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan negara ini.''Maka pahamilah bahwa UII punya peran sejarah yang besar. Sejarah jasa dan harapan dari para pendiiri univeritas ini yang juga merupakan pendiri bangsa, jangan sampai terlupakan. Para alumni  UII ini harus bisa mendorong pemahaman bahwa umat Islam bukanlah orang asing di negara ini."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement