REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berterimakasih kepada warganet lantaran kerap memviralkan para pejabat yang suka memamerkan kekayaannya di media sosial. Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan.
"Secara khusus kami dari Direktorat LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) berterimakasih kepada media dan masyarakat yang memviralkan," kata Pahala kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).
Menurut Pahala, tindakan netizen tersebut sangat membantu kinerja KPK untuk menelusuri asal kekayaan para pejabat yang memiliki gaya hidup hedon. Salah satunya, jelas dia, terungkapnya perumahan mewah milik eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo seluas 6,5 hektare di Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
"Saya tahu (perumahan milik Alun di) Minahasa Utara karena media juga bahwa ada aset sana, sini," ungkap dia.
Pahala pun meminta netizen untuk terus memviralkan para pejabat hedon yang pamer kekayaan. "Pesan saya, teruskan," ucap dia.
Sebelumnya, hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata. Dia mengatakan, pihaknya tidak bisa mengawasi seluruh laporan kekayaan yang disampaikan para pejabat. Sehingga ia meminta bantuan masyarakat untuk memberikan info jika ada pejabat yang tak jujur dalam menyampaikan LHKPN.
"Enggak mungkin mengawasi seluruh penyelenggara negara apalagi di posisi strategis tadi. Misalnya, aparat penegak hukum, mereka kan wajib melaporkan. Sejauh mana sih mereka berintegritas hakim, jaksa, polisi. Masyarakat bisa cek," ujar Alex kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).
Di samping itu, Alex berharap agar masyarakat juga memerhatikan harta milik para pejabat selain Rafael. Sebab, menurut dia, masih ada pejabat yang memiliki gaya hidup hedon.
"Kami juga berharap, kenapa sih yang diawasi sekarang itu hanya hartanya si Rafael padahal banyak pejabat lain. Coba teman-teman cek kemudian diviralkan, banyak yang gerah kan, itu kan juga jadi salah satu agar pejabat tidak macam-macam," ungkap Alex.
"Satu sisi bagus netizen banyak mengungkap. Tapi saya bilang, jangan berhenti disitu (Rafael) saja, banyak pejabat kita yang berperilaku demikian. Banyak yang bikin pesta mewah, terbuka kok enggak ada yang protes, sementara (mobil) dinasnya Lexus," tambah dia menjelaskan.
Harta kekayaan Rafael menjadi sorotan publik usai sang anak, Mario Dandy Satrio menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap David, putra pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jonathan Latumahina. Mario Dandy diketahui pernah memamerkan mobil Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson.
Kekayaan Rafael dinilai fantastis dengan menjabat sebagai pejabat pajak eselon III di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu. Sebab, total kekayaannya hanya selisih sedikit dengan LHKPN milik Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani yang mencapai Rp 58 miliar.
Menkeu Sri Mulyani pun telah mencopot Rafael dari jabatannya sebagai Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan II. Rafael juga sudah mengundurkan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) dari kementerian tersebut.