REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan pihaknya akan mendorong rencana pembangunan kereta gantung (cable car) di destinasi wisata seperti di Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Puncak di Jawa Barat.
"Kereta gantung ini dapat menjadi alternatif transportasi yang ramah lingkungan, khususnya untuk Puncak karena kemacetan di Puncak ini sudah sangat luar biasa," katanya saat Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek disebut telah melakukan kajian awal dan memberikan rekomendasi anggaran kereta otomatis dan kereta gantung itu sebesar Rp7,3 triliun. Namun, Pemerintah Daerah Bogor masih menilai dan mengkaji anggaran tersebut.
Sandiaga menyatakan bahwa investor dari Arab Saudi tertarik menanamkan investasi dalam pengembangan kereta gantung di Puncak pasca kunjungan kerja Menparekraf ke negara itu beberapa waktu yang lalu.
"Tentu kami mendorong agar percepatan persiapan dari kereta gantung ini bisa diwujudkan bukan hanya di Bogor, tapi juga di beberapa destinasi wisata lainnya," katanya.
Kunjungan Menparekraf ke Arab Saudi dilakukan saat sela-sela kegiatan bursa pariwisata World Travel Market (WTM) 2022 di London, Inggris, Selasa (8/11). Salah satu topik pembicaraan yang mencuat berkaitan dengan upaya pembangunan kereta gantung yang akan menghubungkan beberapa destinasi wisata di Puncak.
Terkait kereta gantung di NTB, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama investor asal China sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung dari Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah menuju kawasan Gunung Rinjani.
"Kereta gantung ini merupakan proyek investasi yang luar biasa bagi peningkatan pariwisata yang selama ini dikembangkan pemerintah daerah," kata Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri saat acara peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung tersebut di di Kecamata Praya, Lombok Tengah, NTB, Ahad (18/12).