Kamis 18 Aug 2022 08:51 WIB

Momentum HUT RI, Ketua KPK Ajak Semua Pihak Angkat Bambu Runcing Perangi Korupsi

Firli menyatakan, mengisi kemerdekaan tidaklah mudah.

Ketua KPK, Firli Bahuri.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua KPK, Firli Bahuri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengajak seluruh elemen bangsa untuk perang total melawan korupsi. Firli menyebut, peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 sebagai momentum angkat senjata bambu runcing melawan mental yang terjajah perilaku koruptif.

"Sudah saatnya seluruh anak bangsa berperan menghentikan korupsi dan mengangkat senjata bambu runcing yang tak lain integritas, nilai-nilai kejujuran yang dibalut kekuatan moral dan akhlak yang tinggi untuk melawan dan membasmi korupsi," kata Firli, Rabu (17/8/2022).

Baca Juga

Firli menyatakan, mengisi kemerdekaan tidaklah mudah, bahkan mungkin lebih sulit ketimbang merebut kemerdekaan. 

Jika dulu yang dihadapi adalah penjajah bangsa asing, kini yang dilawan ialah segelintir manusia satu bangsa yang mentalnya terjajah perilaku koruptif.

"Mental terjajah perilaku koruptif jadi biang keladi terhambatnya kemajuan bangsa dan negara," ujarnya. 

Firli membeberkan ciri manusia dengan mental terjajah perilaku koruptif. Selain mengidap inferioritas (perasaan yang timbul akibat lemahnya kondisi psikologis dan sosial), manusia macam ini juga tak malu minta-minta yang bukan haknya. "Dan berani melakukan korupsi apabila tidak terpenuhi keinginannya," ungkap Firli. 

Purnawirawan polisi bintang tiga itu menegaskan betapa bahayanya manusia dengan mental terjajah. Tindakan mereka merugikan keuangan dan perekonomian negara, juga merampas hak dan hajat hidup orang banyak. 

"Bagi saya korupsi adalah kejahatan melawan kemanusiaan," kata Firli.

Oleh karena itu, Firli memandang peringatan 77 tahun Indonesia merdeka saat yang tepat untuk menggali kembali semangat dan nilai perjuangan para pendiri bangsa. 

Di antaranya berupa kesederhanaan, ketulusan, kejujuran, juga rasa cinta luar biasa terhadap bangsa dan negara. Nilai-nilai itulah yang kemudian memicu keberanian dan kerelaan mereka untuk berkorban jiwa dan raga, bahkan nyawa sekalipun. 

"Tak sedikit esensi dan pelajaran yang dapat digali dari integritas para pejuang yang seharusnya dijadikan contoh dan pedoman untuk mengisi kemerdekaan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement