Senin 11 Jul 2022 17:45 WIB

Ajudan Kadiv Propam Polri Tewas Ditembak, IPW Desak Bentuk TGPF

Tewasnya Nopryansyah di Rumah Atasannya disebut tak lumrah dan menyimpan kejanggalan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ilham Tirta
Sugeng Teguh Santoso.
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Sugeng Teguh Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) mendesak Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus pencari fakta atas tewasnya Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat. Nopryansyah ditembak mati di kediaman Kepala Divisi (Kadiv) Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (8/7/2022).

Brigpol Nopryansyah selama ini diketahui berdinas sebagai ajudan dari Irjen Sambo di Divisi Propam Polri. “Kapolri harus membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta atas peristiwa meninggalnya Brigpol Nopryansyah Yosua Hutabarat di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo,” kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Kata Sugeng, peristiwa tewasnya ajudan petinggi Polri tersebut tak lumrah dan menyimpan kejanggalan. Sebab menurut Sugeng, peristiwa nahas tersebut, terjadi pada saat Nopryansyah sedang bertugas di rumah Irjen Sambo. Apalagi, informasi penembakan itu dilakukan oleh anggota Propam Polri.

Sugeng meminta agar tim pencari fakta melakukan penyelidikan. Namun, tim tersebut harus berada di bawah kordinasi Kapolri. “Dengan pembentukan tim gabungan pencari fakta agar dapat mengungkap secara terang-benderang kasus penembakan sesama anggota Polri itu,” kata Sugeng.

IPW, kata Sugeng, juga meminta agar Kapolri Sigit menonaktifkan Irjen Sambo sementara dari kedinasan. Sebab, Sambo dalam kasus ini adalah atasan dari dua anggota yang terlibat baku tembak tersebut. Sambo juga merupakan saksi kunci atas peristiwa tersebut.

“Agar tidak terjadi distorsi dalam pengungkapan dan penyelidikan, tim pencari fakta gabungan harus berada di bawah kordinasi Kapolri, bukan lagi di Propam,” kata Sugeng.

Pembentukan tim pencari fakta gabungan juga untuk memastikan apa penyebab dan latar belakang pasti peristiwa saling tembak itu. “Peristiwa seperti ini sangat langka. Apalagi terjadi di sekitar perwira tinggi,” ujar Sugeng.

Mabes Polri telah mengonfirmasi insiden tewasnya Brigadir Noryansyah di tangan sesama anggota polisi itu. Kepala Biro Penerangan dan Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, dari penyelidikan sementara, diketahui pelaku adalah Bharada E.

Peristiwa itu berawal dari aksi saling tegur antara Brigadir Nopryansyah dan Bharada E di rumah Irjen Sambo, Jumat (8/7/2022) sore.

“Peristiwa tembakan itu terjadi antara Brigadir J (Nopryansyah) dan Bharada E. Adapun dalam peristiwa tersebut, Brigadir J meninggal dunia,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/7/2022).

Saat ini, Bharada E dalam introgasi maksimal oleh kepolisian di Polres Jakarta Selatan (Jaksel). Namun begitu, belum diketahui pasti apa yang menjadi motif dan latar belakang penyebab insiden saling tembak-menambak antara polisi itu.

“Ini masih didalami, motif dari melakukan penembakan itu,” ujar Ramadhan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement