REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menyampaikan, sekitar 1,53 juta dosis vaksin Covid-19 berpotensi kedaluwarsa atau expired date pada April tahun ini. Vaksin yang akan kedaluwarsa didominasi merek AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna yang bersumber dari hibah.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, Kemenkes telah menyiapkan strategi agar stok vaksin dapat digunakan sebelum mencapai tenggat kedaluwarsa. Penyebab vaksin ini kedaluwarsa dikarenakan vaksin hibah yang masuk di indonesia memiliki masa kedaluwarsa pendek.
"Beberapa strategi yang kami lakukan dengan pengunaan vaksin heterolog (menggunakan vaksin dengan jenis yang berbeda) dan karena masa penggunaan lebih pendek, maka kami akan mendahulukan yang akan masa penggunaannya habis ini yang digunakan dulu," kata Nadia kepada Republika.co.id, Ahad (24/4/2022).
Selain itu, Kemenkes juga terus mengupayakan percepatan vaksinasi untuk memaksimalkan pemanfaatan stok vaksin yang ada. Dalam hal ini, Kemenkes bekerja sama dengan TNI, Polri, BIN serta pemerintah daerah.
“Apapun kami upayakan dengan membuka lebih banyak outlet vaksinasi dan juga menggunakan sistem jemput bola seperti door to door yang dilakukan oleh pemerintah daerah dibantu TNI, Polri dan BIN,” tutur Nadia.
Nadia mengatakan, per 24 April 2022 pemerintah memiliki 37 juta stok vaksin yang masih belum terdistribusi. Mengingat masih banyaknya stok vaksin Covid-19 untuk sementara ini Kemenkes tidak akan menerima hibah vaksin dari negara maju. Hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah agar tidak terjadi penumpukan stok vaksin di gudang.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan, batas kedaluwarsa suatu vaksin merupakan bagian dari jaminan keamanan, kemanfaatan, dan mutu yang ditetapkan berdasarkan data uji stabilitas produk vaksin sesuai standar. Ia menambahkan, persyaratan data uji stabilitas minimal untuk izin penggunaan darurat (EUA) obat dan vaksin adalah tiga bulan.
Kemudian BPOM melakukan evaluasi terhadap data mutu dan hasil uji stabilitas yang mencakup antara lain identifikasi, potensi, sterilitas, termasuk parameter partikulat. "Jika masih stabil dalam masa yang jauh lebih dari tiga bulan tentunya bisa dimungkinkan untuk mendapatkan perpanjangan shelf life (masa simpan)," tegasnya.