Rabu 13 Apr 2022 05:37 WIB

Puluhan Spesies Ikan Punah di Bengawan Solo Hingga Citarum

Kepunahan ikan terjadi karena habitat sungai rusak akibat tercemar limbah pabrik.

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Ilustrasi nelayan menjala ikan di Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Investigasi kolaborasi sejumlah kelompok pemerhati lingkungan menemukan bahwa puluhan spesies ikan telah punah di sejumlah sungai besar di Pulau Jawa.
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Ilustrasi nelayan menjala ikan di Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Investigasi kolaborasi sejumlah kelompok pemerhati lingkungan menemukan bahwa puluhan spesies ikan telah punah di sejumlah sungai besar di Pulau Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investigasi kolaborasi sejumlah kelompok pemerhati lingkungan menemukan bahwa puluhan spesies ikan telah punah di sejumlah sungai besar di Pulau Jawa. Kepunahan terjadi karena habitat sungai rusak akibat tercemar limbah pabrik.

Organisasi pemerhati lingkungan yang terlibat dalam investigasi ini adalah Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Forum Komunitas Daerah Aliran Sungai Citarum, Ciujung Institut, dan Ciliwung Institut. Mereka menginventarisasi keanekaragaman jenis ikan dan sumber-sumber pencemaran di Bengawan Solo, Kali Citarum, Ciliwung, Brantas, Ciujung, dan Kali Surabaya dalam rentang waktu Maret - April 2021.

Baca Juga

Chief of Field Reseacher National River Ecoton,  Andreas Agus Kristanto mengatakan, hasil investigasi itu menunjukkan bahwa sungai-sungai penting di Pulau Jawa "kondisinya sedang sakit". Sungai-sungai itu rusak karena dijadikan tempat pembuangan limbah pabrik tekstil dan pabrik kertas.

Alhasil, kata Andreas, kerusakan sungai-sungai itu mengakibatkan kematian ikan secara massal. Di Kali Brantas, misalnya, kini hanya ditemukan 25 spesies ikan dari sebelumnya 60 spesies pada 1990.

"Di Bengawan Solo jumlah spesies ikan yang hilang mencapai 20 jenis, sehingga menyisakan kurang dari 10 spesies. Yang lebih memprihatinkan penurunan jumlah spesies adalah Sungai Citarum," ungkap Andreas dalam siaran persnya, dikutip Rabu (13/4/2022).

Di Citarum, kata dia, spesies yang telah punah sejak 50 tahun lalu adalah Bagarius lica (keluarga Baung), Chitala lopis (Belida/Papar), dan Lobocheilos lehat (keluarga ikan Lais).

Sedangkan dalam 10 tahun terakhir tercatat tujuh spesies ikan yang punah di Citarum. Tujuh spesies itu adalah Laides hexanema (keluarga Patin Sungai), Helostoma temnickii (Ikan Tambakan/Gurami Pencium), Rhyacichthys aspro, Pseudolais micronemus (keluarga Patin Sungai), Pangasius macronema (keluarga Patin Sungai), Acrochordonichthys ischnosoma, dan Acrochordonichthys rugosus.

Bengawan Solo, kata Andreas, tercatat satu spesies yang punah sejak 50 tahun lalu, yakni Bagarius lica (keluarga Baung). Sedangkan yang punah dalam 10 tahun terakhir adalah Macrochirichthys macrochirus, Pangasius macronemus, Luciosoma setigerum, dan Homalopteroides wassinkii.

Adapun di Ciliwung terdapat enam spesies ikan yang kini amat sulit ditemukan. Keenamnya adalah Pangio kuhli, Betta picta, Tor tambroides, Tor tambra, Neolissochilus soro, dan Lobocheilos falcifer.

Menghalangi Reproduksi

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement