Kamis 31 Mar 2022 20:15 WIB

Polisi: Massa Demonstrasi Tolak DOB Papua Pukuli Warga di Pasar

Dua korban tiba-tiba dipukuli tanpa sebab dan hartanya dijarah.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ilham Tirta
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal.
Foto: Antara
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Aksi demonstrasi penolakan Daerah Otonom Baru (DOB) Papua dan Papua Barat kembali rusuh. Pada Kamis (31/3/2022), unjuk rasa penolakan daerah pemekaran baru di Bumi Cenderawasih itu terjadi di Kabupaten Nabire.

Dua warga pendatang non-Papua, menjadi korban pengeroyokan dalam aksi protes yang dilakukan orang-orang asli Papua (OAP). Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, dua korban adalah U (40 tahun) dan PIS (32).

Baca Juga

“Keduanya menjadi korban penyerangan dan penganiayaan serta perampasan kendaraan dan barang-barang yang dilakukan oleh para peserta aksi demonstrasi penolakan DOB Papua di wilayah Kabupaten Nabire,” kata Kamal, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Kamal menerangkan, dari identifikasi, kedua korban adalah warga biasa yang kesehariannya sebagai tukang ojek dan pedagang pasar. Kamal menjelaskan, puncak aksi demonstrasi penolakan DOB oleh para OAP terjadi sekitar pukul 12.11 WIT. Pada jam tersebut, kelompok massa menuju Pasar Rakyat Tumaritis yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Karang Tumaritis.

Saat itu, korban U yang mengojek sedang berada di dalam pasar usai mengantarkan penumpang. Sejumlah orang dari kelompok demonstrasn kemudian mendatangi U. Tanpa ada percakapan apapun, U langsung dianiaya.

“Tiba-tiba korban dipukuli di bagian pipi oleh massa kurang lebih sekitar 20 orang. Orang-orang tersebut juga mengambil paksa motor milik U,” kata Kamal.

Korban PIS yang juga berada di dalam pasar tak luput dari pengeroyokan. PIS dipukuli tanpa sebab dan merelakan HP, serta sejumlah uang dirampas oleh para pelaku pengeroyokan.

Kamal mengatakan, U mengalami lebam-lebam pada bagian pipi sebelah kanan dan PIS lebih parah karena punggungnya mengalami luka robek dan dijahit sebanyak 5 jahitan. Hidung PIS juga mengalami luka robek sehingga dijahit dua jahitan dan bibir serta wajah lebam.

Terkait dengan aksi demonstrasi penolakan DOB, kata Kamal, terpaksa dibubarkan, namun tak ada insiden yang mendesak. Aksi demonstrasi penolakan DOB di Papua berlangsung beruntun di sejumlah wilayah di kota-kota besar Bumi Cenderawasih.

Sepanjang pekan lalu, demonstrasi serupa juga berlangsung di Waena, Jayapura, dan di Wamena, Jayawijaya, juga di sejumlah kota-kota besar lainnya. Demonstrasi di Dekai, Yahukimo pekan lalu menimbulkan tiga korban jiwa tewas diterjang peluru tajam polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement