Selasa 21 Dec 2021 00:09 WIB

Usaha Keripik Tempe Susilo, dari Musibah Jadi Berkah

Susilo mencoba usaha yang tidak menyita waktu tapi bisa diproduksi cukup banyak.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Susilo, owner Keripik Tempe Susilo
Foto:

Di awal usaha, semuanya berjalan lancar. Dua hingga tiga kwintal keripik tempe dikirim ke agen-agen langsung dibayar cash. "Tidak ada yang di utang. Saya takjub juga, selama ini saya bisnis, bayar belakangan. Makin tertarik saya,"' katanya. 

Tapi, seiring perjalanan waktu, saat itu ada penjualan tapi uang tidak ada yang masuk. Begitu ditanyakan ke teman, jawabnya agak mutar-mutar, lalu akhirnya temannya itu kabur. "Di situlah saya sempat down juga, karena produksi keripik tempe yang stok itu ada 1,5 ton, siap edar, tapi tidak bisa dikirim, karena uang penjualan juga tidak masuk. Total kerugian diperkirakan lebih dari Rp 100 juta," ungkapnya.

Tentu, hal tersebut membuat Susilo berpikir keras untuk melanjutkan usaha keripik tempe ini atau tidak. Pasalnya, ia tidak punya ilmu dan pengalaman membuat keripik tempe. "Saya tidak punya pangsa pasar, tenaga kerja banyak sekali waktu itu ada 10 orang. Waktu itu kita kompromi, ngobrol dengan karyawan, karena semua karyawan merupakan karyawan bawaan teman saya. Tapi, ternyata mereka semua mendukung melanjutkan usaha keripik tempe ini. Maka saya memulai dari titik nol," jelas Susilo.

Dengan keyakinan dan optimistis, Susilo perlahan menjalankan usaha keripik tempe dan mulai mendapat market penjualan. Awalnya, Ada lima market. Saat itu langsung habis. Stok yang saat itu ada tujuh kwintal, saya keliling tiga hari memasarkannya langsung habis. 

"Semakin semangat saya. Waktu itu, saya sempat produksi per hari 125 kg, itu habis. Bahkan mau lebaran, itu begitu goreng, sorenya sudah habis. Tidak ada stok sama sekali, karena sudah di order," tegasnya.

Susilo yang tadinya tidak mengenal ilmu tentang membuat tempe. akhirnya mulai menguasai sedkit demi sedikit walaupun belum sempurna. Tiba-tiba paman dari kawannya yang waktu itu menipu, datang menawarkan diri. Dia melihat kondisi usaha keripik tempe Susiolo semakin maju. Dia pun datang, ingin membantu dan mengajari membuat tempe. 

"Ini yang membuat terharu saya, jadi berkah. Ahlinya tempe datang membantu saya tanpa dibayar. Akhirnya saya diajari membuat bahan baku tempe sendiri yang dikasih waktu selama tiga hari. Setelah itu bukan berarti saya langsung sukses membuat tempe, adakalanya gagal, busuk, tapi saya tak putus asa, dan jalani terus," tutur Susilo lagi.

Belajar dan mencoba berkali-kali dari kegagalan yang didapatinya saat membuat tempe terus dilakukan. Hingga akhirnya dia menguasai cara membuat tempe, membuat keripik tempe, bahkan sampai bisa menggoreng tempe yang gurih. 

 

"Sebelumnya kita membuat tempe secara manual, pemotongan manual, bahkan alatnya juga masih ada. Sekarang kita juga produksi pakai mesin. Saya pelajari juga membuat mesinnya karena latar belakang saya orang mesin dan bisa las," ungkap Susilo.

 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement