REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dulu, uangnya dibawa kabur teman bisnis. Sekarang, Susilo merengkuh sukses melanjutkan usaha keripik tempe temannya.
Saat ini usaha yang dikenal dengan merek Keripik Tempe Susilo itu mampu memproduksi 150 Kg per harinya. "Alhamdulillah, dari musibah jadi berkah," ucap Susilo yang membuka usaha pembuatan tempe, keripik tempe dan memproduksi mesin pembuat dan pemotong tempe di rumahnya di kawasan Perumahan Jatijajar Blok A 15 No 1, Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Kisah sukses Susilo yang memberi inspiradi itu diceritakannya dalam chanel YouTube Jaga Lilin, Kota Depok. "Optimistis dan semangat, itu kuncinya. Karena apa? Biasanya kan orang enggak punya modal, tapi modal segede apapun, kalau kita enggak punya semangat, ya habis juga," jelas Susilo.
Susilo mulai menjalankan usaha didasari kesadaran untuk bisa punya waktu bersama istri dan anak-anaknya di tengah kesibukannya sebagai pekerja di perusahaan kontraktor Hutama Karya (HK). Susilo dan istrinya yang juga seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta, bertekad resign untuk membuka usaha sendiri di rumah.
"Saya memutuskan buka usaha yang bisa dikerjakan di rumah, alternatifnya itu kuliner. Saya coba semua usaha kuliner, bakmi, gudeg, dan banyak sekali, dengan pemasaran masuk ke perusahaan, pabrik-pabrik dan di kantor-kantor. Ya, namanya juga orang usaha pengennya laris, tapi begitu laris, ada masalah. Masalahnya untuk catering harus tepat waktu," ujarnya.
Mereka terus mencoba kira-kira usaha apa yang bisa dilakukan tapi tidak diuber-uber waktu. Lalu dicobalah membuka toko frozen food, jual dimsum dan bakso dan lainnya. Namun pangsa pasar ternyata kurang dapat. "Waktu untuk keluarga ada, tapi omzet tidak meningkat atau kurang bagus," jelasnya.
Susilo, akhirnya mencoba untuk beralih lagi usaha yang tidak menyita waktu, namun dapat memproduksi cukup banyak. Kemudian mencoba makanan kering, makanan yang awet yakni amplang. Penjualan cukup bagus. "Bismilah, saya dan istri bertekad buka usaha di rumah. Kita semangat, pasti bisa dan harus optimistis," tegasnya.
Suatu ketika, seorang kawannya datang dan bercerita bahwa usahanya tidak bisa dijalankan. Temannya itu minta dibantu mengembangkan usaha keripik tempen "Teman saya itu bilang usahanya sudah ada pangsa pasarnya. Sehari itu bisa memproduksi dua kwintal. Singkat cerita, kita sepakat usaha bersama teman saya. Saya yang modalin usaha keripik tempe," tuturnya.