REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu menghormati pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang enggan berkoalisi dengan partainya. Meski begitu, PKS tetap akan menjalin silaturahim dengan partai berlambang kepala banteng itu.
"Dengan silaturahim kebangsaan kita membangun titik temu dengan elemen bangsa dan menghormati berbagai perbedaan," ujar Syaikhu dalam pidato acara Puncak HUT PKS ke-19, Ahad (30/5).
Menurutnya, pernyataan Hasto merupakan salah satu sikap politik PDIP terhadap PKS. Meski sudah bertemu dan menjalin komunikasi, sikap tersebut dinilainya tak bisa dipaksakan.
"Ada sikap partai yang tidak mau berkoalisi dengan PKS, silahkan saja itu sikap politik dan PKS akan tetap bagaimana dengan jati dirinya. Tapi tidak melepaskan silaturahim dengan elemen bangsa," ujar Syaikhu.
Menurutnya, pemilihan presiden (Pilpres) 2019 dan 2024 telah menghasillan polarisasi dan keterbelahan di masyarakat. Karena itu, PKS berusahan menjalin silaturahim dan komunikasi dengan banyak pihak, termasuk partai-partai yang berkoalisi dengan pemerintahan.
"Kondisi polarisasi politik ini tentu bukan kondisi ideal. Oleh karena itu, dengan silaturahim ini bisa meminimalisir berbagai keterpecahan dan pertikaian-pertikaian sesama anak bangsa," ujar Syaikhu.
Di samping itu, PKS melihat banyak manfaat besar dari silaturahim yang dilakukan oleh pihaknya. Salah satunya membangun titik temu dan menyamakan pandangan terkait permasalahan bangsa.
"Silaturahim kebangsaan adalah ikhtiar untuk memberikan keteladanan di tengah perbedaan pandangan politik yang terbelah. Kita masih bisa membangun kesamaan pandangan sebagai anak bangsa," ujar mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu.
Sebelumnya, Hasto mengungkapkan PDIP sulit berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat. Hasto mengatakan ketidakcocokan tersebut lantaran keduanya memiliki ideologi yang berbeda.
"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," ujar Hasto.
"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Mereka) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat," tambahnya.