Selasa 11 Aug 2020 14:48 WIB

Kader PDIP di Pilkada Surabaya Disebut tak Selevel Risma

Kader PDIP yang muncul pada Pilkada Surabaya tidak memiliki daya kejut di masyarakat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pakar politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Sucahyo Tri Budiono, mengatakan PDI Perjuangan belum menemukan kader internal di Jawa Timur yang selevel dengan kualitas dan kapasitas Risma.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pakar politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Sucahyo Tri Budiono, mengatakan PDI Perjuangan belum menemukan kader internal di Jawa Timur yang selevel dengan kualitas dan kapasitas Risma.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PDI Perjuangan masih merahasiakan jagoannya yang akan maju pada Pilkada Surabaya. Namun, menurut pakar politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Sucahyo Tri Budiono, drama pengumuman Pilkada Surabaya ala PDIP ini tidak membuat daya kejut masyarakat.

"Karena PDI Perjuangan belum menemukan kader internal di Jawa Timur yang selevel dengan kualitas dan kapasitas Bu Risma (Tri Rismaharini)" ujar dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UWKS tersebut dikonfirmasi Selasa (11/8).

Baca Juga

Sucahyo mengatakan, kader PDIP yang muncul di permukaan selama ini seperti Whisnu Sakti Buana, Armuji, atau kader lainnya tidak memiliki daya kejut di masyarakat. Karena kualitas yang dimiliki sangat tidak bisa menyaingi kepopuleran Tri Rismaharini, apalagi mengunggulinya. 

Kondisi tersebut membuat ketua umum DPP PDIP sangat hati-hati mengeluarkan rekomendasi pada Pilwali Surabaya. Sucahyo pun menduga, pertarungan politik di internal PDI-P untuk menentukan pasangan calon yang akan diusung di Pilkada Surabaya, sangat kental. 

Ia menambahkan sejumlah kader internal saling klaim mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P. "Internal sangat kuat pertarungannya untuk mengusung di level wali kota maupun wakil wali kota. Sayang kader yang ada belum melebihi kualitas Tri Rismaharini," ujar Sucahyo.

Sucahyo memperkirakan, calon wali kota yang sudah muncul saat ini, yakni Irjen (Purn) Machfud Arifin malah bisa menjadi ancaman serius bagi PDIP. Apalagi, Machfud Arifin diusung delapan partai politik. 

Bahkan, Sucahyo menilai, kepopuleran Machfud Arifin terus meningkat seiring rajinnya bergerilya, sembari menunggu nama Cawali pesaingnya yang diusung PDIP. "Untuk Pilwali Kota Surabaya 9 Desember 2020, PDIP memiliki pekerjaan berat. Apakah berhadapan dengan koalisi partai politik lain yang lebih awal memberikan dukungan pada Machfud Arifin," kata dia.

Sucahyo mengatakan, Megawati Soekarnoputri terkesan masih berharap campur tangan Tri Rismaharini di Pilwali Kota Surabaya. Campur tangan Risma akan memuluskan pengamanan kursi kepemimpinan di Kota Pahlawan untuk lima tahun kedepan.

Sucahyo melanjutkan, Risma juga memiliki anak buahnya yang digadang-gadang menjadi calon wali kota, yakni Eri Cahyadi yang saat ini menjabat kepala Bappeko Surabaya. Bahkan, banyak baliho tersebar di berbagai titik di Surabaya bergambar Eri yang di belakangnya ada Risma.

"Namun, saya rasa, kualitasnya Eri belum mampu mengungguli atau selevel dengan Bu Risma," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement