Jumat 17 Jul 2020 04:41 WIB

Panglima TNI Sebut Sedang Berlangsung Perang Pikiran

Ada kelompok tak bertanggung jawab membangun narasi rapid test untungkan rumah sakit.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes Cilangkap, Kamis (17/7).
Foto: Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes Cilangkap, Kamis (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto, menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19, Indonesia tetap harus mewaspadai spektrum ancaman yang begitu kompleks. Sebagai alat pertahanan negara, kata dia, TNI harus dapat mengantisipasi dan menjawab setiap tantangan tersebut. Pembangunan kekuatan TNI dan peningkatan profesionalisme prajuritnya akan terus ditingkatkan.

Menurut Hadi, salah satu yang perlu dipahami adalah teknologi komunikasi dan kondisi sosial masyarakat. Pada era modern saat penggunaan teknologi komunikasi serta media sosial mengemuka, sambung dia, para perwira harus menyadari informasi menjadi sarana bagi berbagai pihak untuk menyampaikan pesan, baik positif maupun negatif.

"Saat ini sedang berlangsung perang pikiran dengan menggunakan narasi-narasi untuk mempengaruhi alam berpikir masyarakat yang akan membahayakan kepentingan nasional. Dalam masa pandemi sekarang ini ada kelompok yang tidak bertanggung jawab membangun narasi bahwa rapid test, swab test, serta penanganan pasien hanya merugikan masyarakat dan menguntungkan rumah sakit," begitu penjelasan Hadi dalam siaran pers yang dikirim Puspen TNI, Kamis (16/7).

Hadi melanjutkan, demikian pula dengan keengganan sebagian masyarakat untuk mengenakan masker karena beranggapan Covid-19 hanyalah konspirasi. Sebagai perwira, Hadi menegaskan, harus dapat menangkap dan memahami situasi tersebut dan tidak boleh larut dan dapat memberi arahan yang jelas kepada anggota di satuan.

Mantan kepala staf Angkatan Udara (KSAU) tersebut mengingatkan, sebagai perwira milenial yang akrab dengan teknologi dan media sosial (medsos), para perwira remaja harus dapat menganalisis informasi yang beredar. Dia mengajak perwira membangun kesadaran dan kewaspadaan anggota, keluarga, dan lingkungan sekitar terhadap hoaks ataupun upaya radikalisasi dan memecah belah bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

"Sebagai generasi milenial, para perwira remaja setelah dilantik nantinya akan memasuki medan penugasan di tengah kemajuan teknologi yang demikian pesat. Diperlukan personel dan organisasi TNI yang adaptif serta mampu menjawab tantangan dan ancaman yang juga berubah begitu cepat," begitu kata Hadi.

Hadi melantik dan mengambil sumpah 208 perwira prajurit karier (PK) TNI tahun 2020 terdiri TNI AD 115 personel, TNI AL 40 personel, dan TNI AU 53 personel yang dilaksanakan secara virtual (video conference) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis. Upacara pelantikan dan pengambilan sumpah perwira PK TNI diwakili delapan perwira perwakilan dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU terdiri atas tiga lulusan terbaik dan lima perwira dari perwakilan agama (Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha). Sedangkan perwira PK TNI lainnya mengikuti upacara dari Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Lulusan terbaik perwira PK TNI tahun 2020 adalah Letda Czi Wahyu Winanto, S.T. (TNI AD), Letda Laut (KH) Muhamad Faugi B., Tech. MGT (TNI AL), dan Letda Tek Dani Febrianto, S.T. (TNI AU). Sebanyak 208 perwira PK TNI tahun 2020 terdiri matra darat 115 personel (pria 89 dan wanita 26), matra laut 40 personel (pria 30 dan wanita 10), serta matra udara 53 personel (pria 52 dan wanita 1).

Turut hadir dalam acara tersebut, KSAD Jenderal Andika Perkasa, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, Wakil KSAL Laksdya Mintoro Yulianto, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Joni Supriyanto, serta para asisten Panglima TNI dan angkatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement