Selasa 23 Jun 2020 01:07 WIB

Alih Fungsi Hutan Jadi Ancaman Terbesar Harimau Sumatera

Hanya tersisa 600ekor harimau sumatera di habitatnya.

Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae). Deforestasi mengganggu sistem ekologis harimau sumatera.
Foto: Antara/Maulana Surya
Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae). Deforestasi mengganggu sistem ekologis harimau sumatera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alih fungsi kawasan hutan menjadi ancaman terbesar yang memicu kepunahan satwa liar dilindungi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Palbert Turnip mengatakan, harimau bali dan harimau jawa sudah terlebih dulu punah. Saat ini, harimau sumatera hanya tersisa sekitar 600 individu di Pulau Sumatera.

Baca Juga

Hilangnya hutan, menurut Palbert, otomatis mengganggu sistem ekologis harimau sumatera dalam hal ketersediaan pakan dan tempat hidup. Karenanya, deforestasi menjadi musuh utamanya.

Konflik dengan manusia

Palbert mengatakan persoalan lain terkait harimau sumatera adalah konflik dengan manusia. Konflik terjadi ketika ada interaksi antara satwa liar, dalam hal ini antara harimau sumatera dengan manusia maupun ternak milik warga yang efeknya negatif terhadap manusia, padahal ada haknya satwa liar dan ekosistemnya pula.

"Jadi khusus untuk yang baru ditangkap dan dirilis yang ada di Aceh, harimau itu sudah masuk di arealnya warga. Karena sudah mengganggu, ada inisiatif buat menangkap dan lalu dapat dilepaskan lagi ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL)," ujar Palbert dalam diskusi Semangat Senin, Harimau Sumatera bersama musisi Oppie Andaresta secara live di Instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diakses dari Jakarta, Senin.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 48 Tahun 2008 ada empat level konflik. Pertama, kondisi harimau hanya masuk areal warga tapi tidak mengganggu satwa milik warga. Kedua, harimau sumatera sudah mengganggu manusia dan mengganggu ternak.

Ketiga, sudah melukai manusianya. Keempat, manusia yang aktif melakukan penangkapan dan pembunuhan harimau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement