Senin 16 Mar 2020 16:42 WIB

Qodari: AHY Belum Bisa Disetarakan dengan SBY

Pengalaman politik dan kerja AHY dinilai masih minim jika dibandingkan dengan SBY.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) beradu siku saat mendapat ucapan selamat dari kader pada Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Ahad (15/3/2020).(Antara/M Risyal Hidayat)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) beradu siku saat mendapat ucapan selamat dari kader pada Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Ahad (15/3/2020).(Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengungkapkan ada sejumlah alasan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa disamakan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin Partai Demokrat.

Pertama, sejak awal Partai Demokrat berdiri, SBY sudah dikenal sebagai tokoh senior baik di pemerintahan maupun di politik.

Baca Juga

"Jadi memang wibawa, pengalaman, itu sudah melekat pada diri SBY pribadi," kata Qodari kepada Republika.co.id, Senin (16/3).

Apalagi, jelasnya, SBY waktu itu tampil sebagai figur yang sangat populer. Saking populernya SBY terpilih menjadi presiden Indonesia kembali pada 2004.

"Saya kira ekspektasi semacam itu tidak bisa diharapkan dari AHY ya, pertama dari pangkat, dari pengalaman politik, dari usia, AHY masih sangat hijau dibandingkan dengan SBY," ujarnya.

Selain itu, ia melihat elektabilitas AHY jika dibandingkan dengan SBY masih sangat jauh. Meskipun nama AHY empat masuk dalam survei nasional yang dilakukan oleh Indo Barometer, namun angkanya relatif masih kecil.

"Memang ada peluang beberapa tahun terakhir ke depan untuk meningkatkan popularitas  dan elektabilitas, tapi saya melihat bukan perkara mudah. Karena tidak punya panggung yang strategis," ucapnya.

Ia menjelaskan lebih lanjut, panggung strategis yang dimaksud  yaitu bisa sebagai kepala daerah maupun menteri. Dari dua posisi tersebut, masyarakat akan bisa melihat prestasi dari seorang tokoh.

"Kecuali dalam perjalanan menuju 2024 AHY bisa masuk ke dalam kabinet dan membuktikan kinerjanya, sehingga dia punya kredibilitas yang baik. Dan pada gilirannya punya elektabilitas juga yang baik di masyarakat menuju 2024," ungkapnya.

Kemudian, ia menilai PR terbesar Partai Demokrat saat ini yaitu membangun kelembagaan di dalam tubuh Partai Demokrat. Menurutnya Partai Demokrat tidak berasal dari sebuah basis yang kokoh, melainkan masih adanya anggapan bahwa Partai Demokrat hanyalah fans club dari ketokohan seorang SBY. Ia beranggapan basis semacam itu akan hilang seiring memudarnya elektabilitas SBY.

"Saya kira itu PR yang tidak mudah karena membutuhkan perhatian dan kesungguhan yang intens dan militan dan determinasi tinggi dari seorang AHY dalam membesarkan pengurus di daerahnya," tutur Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement