Kamis 28 Feb 2019 19:36 WIB

Demokrat: AHY Gantikan Sementara SBY Sebagai Ikon Partai

SBY masih di Singapura untuk mendampingi istrinya yang terkena kanker.

Partai Demokrat. Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menunjukan surat arahan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Singapura di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (28/2).
Foto: Republika/Prayogi
Partai Demokrat. Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menunjukan surat arahan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Singapura di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai simbol atau ikon partai.

Hal itu karena peran AHY yang menggantikan SBY sementara waktu untuk memimpin pemenangan Pemilu 2019. SBY masih berada di Singapura menemani pengobatan yang dijalani Ani Yudhoyono.

Baca Juga

"Iya (AHY menggantikan SBY sebagai simbol partai), karena SBY secara fisik tidak bisa hadir," kata Hinca di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis.

Hinca menilai elektabilitas dan popularitas AHY cukup tinggi, terutama setelah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. AHY diyakini dapat menambah energi baru bagi Demokrat.

Hinca meyakini Demokrat percaya pada kekuatan internal yang dimiliki dan figur AHY bisa mengangkat suara partai di Pemilu 2019.

Dia meyakini meskipun SBY secara fisik tidak hadir namun secara ide dan gagasan tetap selalu ada. Bahkan Hinca mengaku dua hari sekali bertemu dengan Presiden Keenam RI tersebut untuk berdiskusi, mendapatkan instruksi dan masukan.

"Urusan internal partai, saya yang memimpin dengan teman-teman di dalam. Komandan Kogasma fokus bagaimana cara menang Pemilu 2019, Jumat besok Mas AHY akan menyampaikan pidato politik di Jakarta dan 1 April di Jawa Timur," ujarnya.

Hinca mengatakan pemberian mandat pemenangan kepada AHY, membantah desas desus terkait akan ditunjuknya Pelaksana Tugas Ketua Umum karena susunan kepengurusan DPP Partai Demokrat tidak ada yang berubah.

Namun Hinca enggan menanggapi penunjukkan AHY itu sebagai langkah memuluskan transformasi kepemimpinan di Partai Demokrat karena masih fokus dalam pemenangan Pemilu.

"Tidak relevan membicarakan itu. Kami taat asas dan konstitusi. Kongres dilaksanakan 2020, sehingga di 2019 fokus memenangkan Pemilu," katanya.

Sebelumnya, SBY memberikan secara langsung dua surat kepada Hinca sebagai Sekjen Partai Demokrat di Singapura. Surat pertama, berisi 10 poin salah satunya memberikan mandat kepada AHY memimpin kampanye Pemilu 2019, dibantu Sukarwo dan Nachrowi Ramli.

Surat kedua berisi terkait pernyataan SBY yang memberikan semangat kepada kader Demokrat untuk tetap menjaga soliditas dan kekompakan jelang Pemilu 2019.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement