Senin 10 Feb 2020 15:56 WIB

Jokowi: Australia Sahabat Paling Dekat Indonesia

Presiden Jokowi mengatakan Australia merupakan sahabat terdekat bagi Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
 Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia, pada Ahad (9/2). Dalam kunjungan ini, Presiden Joko Widodo akan disambut dengan upacara penyambutan kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Australia David Hurley beserta istri di Government House, Canberra.
Foto: Tracey Nearmy/Pool via AP
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia, pada Ahad (9/2). Dalam kunjungan ini, Presiden Joko Widodo akan disambut dengan upacara penyambutan kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Australia David Hurley beserta istri di Government House, Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Australia merupakan sahabat terdekat bagi Indonesia. Sebagai sahabat, Indonesia dan Australia pun saling mengulurkan tangan memberikan bantuan jika terjadi bencana dan mengalami masa-masa sulit.

"Indonesia dan Australia ditakdirkan sebagai tetangga dekat. Kita tidak bisa memilih tetangga, tidak bisa. Namun kita memilih untuk bersahabat. Australia adalah sahabat paling dekat Indonesia," kata Jokowi saat berpidato di dihadapan Anggota Parlemen Australia, Senin (10/2).

Baca Juga

Ia mencontohkan, pada saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Australia, pemerintah Indonesia pun mengirimkan satu pleton Zeni aparat TNI serta sejumlah personil dari BNPB ke New South Wales pada 2 Februari lalu. Sedangkan, di saat yang sama tim Indonesia dan Australia juga sedang membahas penjajagan kerja sama untuk modifikasi cuaca.

Tak hanya itu, pada 23 Desember 2019 lalu Jokowi tegas menyampaikan Indonesia akan selalu bersama dengan Australia di masa sulit. "Saat Ayahanda PM Morrison meninggal dunia, saya dan rakyat Indonesia ikut merasakan duka PM Morison dan keluarga. Sahabat sejati adalah yang selalu bersama dalam suka dan duka. A friend in need is a friend indeed," jelasnya.

 

Sikap yang sama, kata Jokowi, juga ditunjukan oleh Australia kepada Indonesia saat mengalami sejumlah bencana. Seperti saat bencana tsunami besar yang melanda Aceh dan Nias paa 2004 silam.

Bahkan, saat ikut berjuang membantu Indonesia menangani bencana di Aceh dan Nias, sembilan tentara Australia pun telah gugur. Menurut Jokowi, mereka yang gugur merupakan salah satu pahlawan kemanusiaan dan patriot bagi Indonesia. 

"Rakyat Indonesia tidak akan pernah lupa, tidak akan pernah lupa saat kami tertimpa Tsunami tahun 2004 di Aceh dan Nias," ucap Presiden.

 

 Jokowi menyampaikan, Indonesia dan Australia memiliki banyak nilai yang sama meskipun berbeda budaya. Seperti nilai kemajemukan, keberagaman etnis, toleransi, demokrasi, penghormatan HAM, dan juga perlindungan terhadap lingkungan hidup. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Perdana Menteri Robert Menzies saat berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, 61 tahun yang lalu.

"Beliau berkata; “We have 10 times as much in common than we have in difference"," ujar Jokowi.

Bahkan saat ini, kata Jokowi, kaum muda Indonesia dan Australia juga memiliki sejumlah kesamaan yang sama-sama terbentuk di era teknologi dan media sosial, serta berkeinginan untuk terus berinovasi. Mereka pun aktif saling bertukar pikiran lintas negara.

Menurut Presiden, hal ini dapat menjadi pondasi yang kuat dalam menjalin persahabatan di masa kini dan masa depan. Jokowi mengatakan, 70 tahun persahabatan Indonesia dan Australia merupakan masa platinum yang bukan hanya persahabatan antar pemerintah dan parlemen, namun juga antarrakyat. 

"Platinum persahabatan tersebut harus kita perkokoh terus. Kita harus bersama-sama mempersiapkan saat kemitraan Indonesia-Australia berumur 100 tahun atau 30 tahun, 3 dekade dari sekarang," jelasnya.

Jokowi menyebut, pada 2050 nanti merupakan momen krusial bagi persahabatan dan kemitraan kedua negara. Sebab di tahun itu Indonesia dan Australia akan bertransformasi menjadi pemain besar di kawasan dan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement