REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purn) Djamari Chaniago menegaskan bahwa Resimen Mahasiswa (Menwa) dan para alumninya merupakan bagian penting dari sistem pertahanan rakyat semesta atau Sishankamrata. Pernyataan itu disampaikan dalam kuliah umum di forum Munas IX Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (22/11/2025).
Djamari menekankan bahwa pertahanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI atau institusi pemerintah, tetapi seluruh komponen bangsa, termasuk para akademisi dan alumni Menwa yang selama puluhan tahun memiliki peran dalam pembinaan karakter kebangsaan di lingkungan kampus.
“Pertahanan adalah tugas bersama. Saya ingin Menwa dan alumninya selalu hadir sebagai bagian dari sistem pertahanan rakyat semesta,” ujar Djamari.
Ia juga menyinggung pengalamannya sebagai prajurit Kontingen Garuda VIII di Gaza dan Gurun Sinai pada akhir 1970-an. Saat itu, mahasiswa yang tergabung dalam Menwa menjadi pelanjut pasukan Konga dalam menjalankan operasi perdamaian.
“Pengganti kami di lapangan saat itu adalah para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Menwa. Karena itu keberadaan dan pembinaan Menwa jangan sampai berhenti. Harus berkelanjutan,” katanya.
Djamari mengajak IARMI menggelar Apel Besar Nasional sebagai simbol eksistensi, konsolidasi, dan kesiapan menghadapi tantangan kebangsaan. Ia menilai, kegiatan semacam itu penting untuk memperlihatkan kiprah IARMI kepada masyarakat sekaligus memperkuat jati diri organisasi.
“Saya sarankan IARMI mengadakan apel besar. Tampilkan kepada masyarakat bahwa IARMI tetap ada, tetap berperan, dan siap berkontribusi bagi bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, apel tersebut dapat menjadi momentum memperkuat kembali kesadaran sejarah, khususnya bahwa bangsa Indonesia selalu memenangkan perjuangan besar melalui persatuan, bukan perpecahan.
"Momentum Apel Besar ini sebagai momentum dan pengingat sejarah bahwa masih adanya Menwa dan alumninya untuk pengabdiannya kepada bangsa", tandasnya.
Djamari mengingatkan agar IARMI tidak terjebak pada perdebatan internal maupun polemik yang tidak produktif. Dalam situasi geopolitik dunia yang dinamis, Indonesia disebut membutuhkan kontribusi nyata dari seluruh komponen bangsa.
“Bangsa ini tidak memerlukan keluhan, tapi kerja nyata,” ujarnya.
Ia berharap alumni Menwa terus konsisten menjadi contoh sikap disiplin, kepemimpinan, dan pengabdian di tengah masyarakat, sesuai nilai dasar Menwa sejak dibentuk. Djamari juga menegaskan bahwa posisi senioritas tidak boleh menghambat semangat pengabdian. Ia menyebut usia bukan alasan untuk berhenti berkontribusi.
“Kalau pun saya menjadi salah satu menteri tertua di kabinet ini, itu tanda bahwa pengabdian tidak pernah mengenal batas usia,” katanya.