REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin menduga ada pihak-pihak lain di balik pemecatan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya oleh Dewan Pengawas (Dewas). Politikus Golkar itu menyebut adanya 'bisikan' perusahaan televisi kompetitor di balik pemecatan Helmy.
"Mungkin dewas ini mendapat bisikan dari kompetitor TV lain sehingga mereka begitu die hard untuk memecat anda. Itu yang saya lihat gambarannya ya," ujar Nurul saat rapat Komisi I DPR RI dan Helmu Yahya pada Selasa (28/1).
Nurul mempertanyakan alasan utama pemecatan Helmy. Pasalnya, ia menilai Helmy telah melakukan sejumlah langkah positif untuk perusahaan televisi plat merah itu. Misalnya, rebranding, gelar wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK, hingga memperoleh killer content seperti Liga Inggris.
"Kesalahannya apa sih, kalau saya melihat kesalahannya, justru anda berjalan terlalu cepat pak. Pak Helmy itu lari sementara yang lain baru melongo, dan ada kecemburuan di situ, kenapa kok bisa," ujar Nurul Arifin.
Menurut Nurul, alasan yang disampaikan Dewas TVRI beberapa waktu lalu soal pemecatan Helmy tak semestinya berujung pemecatan. Seharusnya, kata Nurul, ada ruang negosiasi dan rekonsiliasi. Terlebih, permasalahan yang disampaikan oleh dewas sudah diselesaikan oleh Helmy Yahya.
"Seolah dewas punya target (Helmy) harus berhenti. Kenapa sih kok ngotot banget, kayak yes or no (dipecat)," ujar Nurul Arifin.
Rapat antara Komisi I DPR RI terkait polemik di TVRI bersama Helmy ini merupakan rapat ketiga yang digelar. Sebelumnya, Komisi I telah memanggil Dewan Pengawas yang memecat Helmy. Komisi I juga telah mengundang dewan direksi TVRI pada Senin (27/1) kemarin.
Alasan Dewas TVRI Pecat Helmy Yahya