Senin 25 Nov 2019 09:31 WIB

KLHK Siapkan Riset untuk Buktikan Isu Dioxin pada Telur

Ini jadi perhatian khusus karena telur dan tahu berkaitan langsung dengan masyarakat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
kerja menyelesaikan pembuatan tahu di salah satu pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar sampah plastik di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/11/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
kerja menyelesaikan pembuatan tahu di salah satu pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar sampah plastik di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera menyiapkan riset untuk membuktikan isu kandungan dioxin pada tahu dan telur ayam wilayah Jawa Timur sebagai dampak dari penggunaan bahan bakar produksi menggunakan limbah plastik impor. Menteri LHK, Siti Nurbaya, isu juga mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo.

Komoditas telur maupun makanan tahu berkaitan langsung dengan kualitas hidup manusia di Indonesia. Di sisi lain, sampah impor plastik selama puluhan tahun telah masuk melalui celah impor bahan baku kertas dan scrap plastik untuk industri.

Baca Juga

Hal itu merupakan praktik penyeludupan dan jelas melanggar UU Nomor 18 Tahun 2008 dan UU Nomor 32 Tahun 2009. Itu sebabnya, pemerintah melalukan re-ekspor limbah plastik ke negara asal.

Akhir pekan lalu, Tim KLHK bersama para ahli dari Universitas Airlangga dan Dinas LHK Sidoarjo telah turun ke Desa Bangun, Mojokerto dan Desa Tropodo, Sidoarjo untuk melakukan pengecekan.

photo
Kepulan asap keluar dari cerobong pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar sampah plastik di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/11/2019).

"Saya minta bantuan para ahli untuk melakukan riset di dua desa tersebut. Khususnya untuk isu dioxin yang sudah meresahkan masyarakat. Kita lihat nanti kebenarannya dari hasil studi," kata Siti dalam keterangan resminya, Senin (25/11).

Ia mengakui, persoalan penggunaan sampah limpah plastik impor sudah berlangsung sejak lama di lokasi tersebut karena harganya yang lebih murah.

"Semuanya akan didalami secara akademik. Termasuk soal dampak pembakaran. Saya juga ingin mengetahui hasil studi yang menyebutkan bahwa ada dioxin dalam telur ayam," kata Siti.

Siti menegaskan, tim dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK sudah diperintahkan untuk terus meningkatkan pengawasan di lapangan. Pihaknya akan terus memberikan pendampingan masyarakat, terutama untuk mengubah kebiasaan menggunakan sampah limbah plastik impor sebagai bahan bakar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement