Rabu 06 Nov 2019 15:16 WIB

Cerita Tito Diminta Jadi Mendagri dan Penunjukan Idham

Tito menyatakan kesiapannya menjadi Mendagri.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis bersama Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian menghadiri acara penyerahan panji Tribrata Polri di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis bersama Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian menghadiri acara penyerahan panji Tribrata Polri di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah menunjuk Tito Karnavian sebagai menteri dalam negeri. Tak hanya itu, Jokowi juga mengangkat Idham Aziz sebagai Kapolri yang baru. Dalam acara serah terima jabatan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Tito sempat membeberkan proses pergantian di puncuk pimpinan Polri tersebut. 

Tito mengatakan, saat bertemu dengan Presiden Jokowi -satu pekan sebelum hari pengumuman kabinet pada 23 Oktober 2019-  beliau menyampaikan belum ada rencana mengganti Kapolri. Namun, dua hari sebelum pengumuman kabinet, Jokowi kembali memanggilnya dan diberitahu ditugaskan sebagai Mendagri.

Baca Juga

"Saya sampaikan, kalau begitu saya harus mundur kalau menduduki jabatan sipil, bukan saja sebagai Kapolri tapi juga sebagai anggota Polri," kata Tito di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (6/11).

Tito kemudian menyatakan kesiapannya atas penugasan baru tersebut. Ia segera mengurus proses pensiunnya dari kepolisian. Tito juga mengajukan surat pengunduran diri kepada Ketua DPR RI.

Setelah melepas jabatan Kapolri, Tito tidak merekomendasikan nama siapapun sebagai penerusnya, termasuk Idham Azis. Namun, tidak lama kemudian, dia dihubungi Idham bahwa dipanggil oleh Presiden RI.

Tito kemudian meminta Idham agar memenuhi panggilan tersebut. Setelah Idham menemui Jokowi, Tito baru mengetahui bahwa rekannya itu dipilih untuk menjadi Kapolri.

"Datang lagi Pak Idham bilang, 'saya izin melaporkan, saya ditunjuk (sebagai Kapolri), pak'. Ya sudah saya bilang Bismillah, dengan segala konsekuensi yang enggak gampang, jadi ya jalani saja, ini sudah Tuhan yang atur, garis tanganmu ini. Laksanakan saja, apa yang bisa saya bantu ya saya bantu," ungkap Tito.

Tito pun sempat terkejut dengan hal itu. Sebab, mantan kepala BNPT tersebut tidak pernah mengajukan nama Idham sebagai penerusnya. Terlebih, kata dia, sejak awal Idham sendiri memang menyatakan tidak ingin menjadi Kapolri.

"Saya ucapkan selamat Pak Idham, Pak Idham sampaikan, 'jangan calonkan saya (sebagai Kapolri)'. Tapi saya bilang, saya tidak pernah sebutkan nama Pak Idham karena yang bersangkutan tidak mau," papar Tito.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menggelar prosesi serah terima Panji Tribrata dari Kapolri sebelumnya Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian. Acara ini sekaligus sebagai penanda beralihnya tongkat estafet kepemimpinan Polri. Acara dilangsungkan di Lapangan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (6/11).

Dalam upacara tradisi serah terima panji-panji Tribrata Kapolri dan tradisi pengantar tugas turut dihadiri sejumlah pejabat negara. Mulai dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Aziz Syamsudin, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan pejabat negara lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement