REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengungkapkan aktivitas penumpang di Bandara Husein Sastranegara masih relatif banyak dibandingkan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Sehingga, Disbudpar menyayangkan apabila rencana penutupan bandara diberlakukan.
"Setelah pengalihan 13 rute, berdasarkan data Angkasa Pura, di Husein per hari 4.000 penumpang dan BIJB 2.000 penumpang. Kalau dilihat pasar Kota Bandung masih bagus," ujar Kadisbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, Jumat (1/11).
Sehingga, ia menyebutkan jika rencana penutupan Bandara Husein sebagai bandara komersil dilakukan, maka pihaknya sangat menyayangkan kebijakan tersebut. Menurutnya, hal itu akan berdampak kepada pariwisata dan ekonomi di Bandung.
Dia menambahkan, berdasarkan data Angkasa Pura pada Juni lalu sebelum pengalihan 13 rute, jumlah penumpang per bulan di Bandara Husein mencapai 300 ribu penumpang. Sedangkan, pasca-pengalihan rute pada Juli tinggal 114 ribu penumpang.
"Setengahnya hilang, tidak hanya penumpang. Tapi bagasi dan kargo. Penumpang yang bergerak ke Bandung melalui Husein lebih tinggi dari Bandara Kertajati," ujarnya.
Kenny menambahkan, pada 21 Oktober kemarin jumlah penumpang di Husein Sastranegara memcapai kurang lebih 3.000 orang dan BIJB Kertajati hanya 1.900 orang. Sementara, sisanya memilih melewati bandara yang berada di Kota Jakarta.
"Berdasarkan data internasional, 52 persen wisatawan di dunia menggunakan transportasi udara. Para pelaku usaha di Bandung tetap ingin mempertahankan bandara Husein," katanya.
Penutupan Bandara Husein Sastranegara diwacanakan untuk mendongkrak jumlah penumpang di Bandara Kertajati. Hal itu karena Bandara Kertajati belum ramai sehingga jumlah penerbangan turun.