REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN— Sebanyak 175 warga Sumatra Utara (Sumut), Aceh, dan Riau yang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena, Papua, tiba di Medan, Senin (21/10) dan disambut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
"Dari 175 pengungsi itu sebanyak 166 orang merupakan warga Sumut dan 5 asal Aceh Tenggara dan 4 warga Riau," ujar Gubernur di Medan, Senin.
Para pengungsi itu menempuh perjalanan 10 hari hingga tiba di Medan. Para pengungsi yang didampingi Tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut naik kapal laut dari Jayapura, Papua menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan kemudian naik delapan bus menuju Medan.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menyebutkan setibanya di daerah asal, yang paling penting dipikirkan adalah kelanjutan pendidikan anak-anak.
Jadi, katanya, semua pihak terkait harus membantu agar secepatnya anak-anak pengungsi itu bisa bersekolah kembali.
Dia mengaakan bantuan juga diperlukan untuk meneruskan kehidupan lebih lanjut di daerah asal. Dirinya sudah berkomunikasi dengan pemkab/pemkot yang warganya kembali dari Papua.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, mengatakan data awal pengungsi yang minta dipulangkan berjumlah 264 orang.
Namun akhirnya berkurang menjadi 202 orang. "Awalnya direncanakan pengungsi naik kapal hingga sampai Belawan, Medan. Namun kapal yang digunakan mengalami gangguan sehingga harus diperbaiki," katanya.
Dia juga mengungkapkan, ada satu keluarga yang turun di Jakarta karena hamil tua. "Jumlah pengungsi akhirnya tinggal 175 karena ada yang turun di Jakarta 25 orang dan turun di Makassar dua orang," ujar Riadil. Dengan kembalinya 166 orang lagi, maka warga Sumut yang minta dipulangkan dari Wamena sudah tidak ada lagi.
.