Ahad 25 Aug 2019 22:15 WIB

Kemarau Panjang, Warga Karawang Gunakan Air Kubangan Sungai

Warga menggali bebatuan dan pasir di dasar aliran sungai yang telah mengering.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Sumur Zunaedi di RT 05/RW 03 Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang, Rabu (14/8).
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Sumur Zunaedi di RT 05/RW 03 Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah warga di Desa Mulangsari dan Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, terpaksa menggali dasar Sungai Cigentis, untuk mencari sumber air. Warga, menggali bebatuan dan pasir di dasar aliran sungai yang telah mengering tersebut.

Sukanta (38 tahun) warga Desa Mulangsari, mengatakan, kemarau panjang tahun ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur warga telah mengering. Salah satu, upaya untuk mendapatkan air bersih ini, dengan menggali bebatun dan pasir dari dasar sungai.

Baca Juga

"Kami menggali dasar sungai ini, dengan kedalaman sekitar satu meter. Diharapkan, galian ini bisa menampung air resapan dari aliran sungai ini," ujarnya, Ahad (25/8).

Menurutnya, upaya ini dinilai cukup berhasil. Sebab, air dari genangan ini mampu menjawab kesulitan warga akan kebutuhan air bersih. Air tersebut, dipergunakan untuk kebutuhan mencuci, menyiram tanaman palawija dan lainnya.

Warga lainnya, Uci Sanusi (42 tahun), mengatakan, aktivitas membuat kubangan di dasar sungai ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Sebab, saat ini warga benar-benar kesulitan mendapatkan sumber mata air. Jadi, satu-satunya cara dengan membuat kubangan-kubangan, supaya lubang tersebut terisi air.

"Membuat kubangan itu, membutuhkan waktu satu sampai tiga jam. Setelah itu, warga meninggalkan kubangan tersebut," ujarnya.

Baru keesokan harinya, warga kembali lagi ke dasar sungai. Untuk mengambil air dari kubangan, yang sudah jernih kondisinya. Jadi, untuk menghasilkan air yang bagus, air dari kubangan itu tak langsung diambil. Melainkan, didiamkan dulu semalaman.

"Tidak ada yang berebut air. Karena, ini sudah jadi kesepakatan tak tertulis secara bersama-sama," ujarnya.

Menurut Uci, sebenarnya bantuan air bersih dari BPBD ada. Namun, karena tidak setiap hari datang, maka tak mencukupi. Jadi, satu-satunya cara dengan menampung air dari dasar saluran Sungai Cigentis. Adapun, untuk kebutuhan air minum, warga biasanya membeli air galon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement