REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak kemarau akan berlangsung pada Agustus-September 2019. Namun, bukan berarti setelah Agustus musim kemarau akan berhenti.
Kabag Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana mengatakan lama waktu musim kemarau di wilayah di Indonesia tidak akan sama setiap daerah. Diperkirakan, hingga tiga bulan ke depan wilayah di Indonesia masih akan mengalami musim kemarau.
Berdasarkan data di BMKG juga dikatakan awal musim hujan rata-rata di daerah di Indonesia akan jatuh pada akhir November 2019 hingga awal Desember 2019.
"Agustus 2019 adalah puncak musim kemarau tahun ini. BMKG menyatakan musim kemarau akan lebih kering dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Taufan menjelaskan.
Pantauan BMKG juga mengatakan hingga awal Agustus 2019, beberapa wilayah sudah mengalami kekeringan yang ekstrem. Daerah yang tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari antara lain adalah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Situasi musim kemarau yang lebih kering ini terjadi dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino pada akhir 2018. Selain itu, situasi musim ini juga dipengaruhi oleh fenomena regional seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia, daerah pertemuan angin antar tropis, serta kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia. BMKG juga telah mengimbau kepada pemerintah daerah untuk mengantisipasi hal ini sehingga kebutuhan masyarakat tetap bisa terpenuhi.