Senin 05 Aug 2019 17:08 WIB

Sempat Kontroversi, Rabbani Turunkan Baliho Kambing Berhijab

Nandang mengatakan, alasan Rabbani menurunkan baliho tersebut karena sangat menghargai kehidupan di Indonesia yang kerap muncul berbagai opini.

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
Sempat Kontroversi, Rabbani Turunkan Baliho Kambing Berhijab
Sempat Kontroversi, Rabbani Turunkan Baliho Kambing Berhijab

BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Salah satu merek busana Muslim Rabbani membenarkan bahwa baliho iklan besar yang terpampang di Pintu Gerbang Tol Pasteur yang viral di media sosial adalah milik mereka. Baliho itu menjadi kontroversial lantaran menampilkan foto kambing berhijab dengan kalimat, "KORBAN tu ga wajib, yg wajib tu BERHIJAB".

Menurut Direktur Penjualan dan Pemasaran Rabbani Nandang Komara, iklan tersebut memang dibuat oleh Rabbani dan dipajang di pintu keluar Tol Pasteur. Namun, sejak Ahad (4/8), baliho itu sudah diturunkan dan Rabbani pun meminta maaf terkait iklan viral tersebut.

"Tapi, kami tak ada niat melecehkan siapa pun hanya ingin mengingatkan Muslim wajib hijab," ujar Nandang di acara Konferensi Pers di gedung Rabbani, Jalan Citarum, Kota Bandung (5/8).

Nandang mengatakan, alasan Rabbani menurunkan baliho tersebut karena sangat menghargai kehidupan di Indonesia yang kerap muncul berbagai opini. Selain itu, kata Nandang, Rabbani tak memiliki tujuan macam-macam dengan iklan tersebut kecuali promosi.

"Kami berkoordinasi dengan Satpol PP, Kasat Intel untuk meredam katanya dicopot dulu. Bagi kita nggak masalah. Kita turunin lalu ganti dengan yang lain. Toh kita tidak punya tujuan lain," papar Nandang.

Terkait tuduhan gambar kambing yang distigmakan dinilai melecehkan Islam, menurut Nandang, yang mengangkat isu hewan beratribut Islam bukan hanya Rabbani. Namun, mengapa hanya Rabbani yang iklannya seviral seperti saat ini.

"Kami hanya mengingatkan jangan sampai sama seperti hewan kurban yang tak wajib berhijab," katanya.

Sedangkan mengenai kalimat, "Korban itu nggak wajib", menurut Nandang, Rabbani lebih condong pada pendapat mayoritas ulama yang hukumnya sunah muakad dan tak wajib. Namun, kata dia, banyaknya masukan dan kritikan ini akan menjadi evaluasi untuk Rabbani. Tak ada sedikit pun, niat untuk melakukan pelecehan.

"Iklan yang viral ini kami anggap cinta kasih sayang kepada Rabbani. Kami memohonan maaf kalau ada ketidaknyamanan terkait masalah ini," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement