Kamis 04 Jul 2019 13:08 WIB

Buntut Musim Kemarau, Waduk di Jawa Timur Mulai Menyusut

Meski dikabarkan menyusut namun debit air masih terkendali.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nashih Nashrullah
Waduk, ilustrasi
Waduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Sejumlah waduk di Jawa Timur (Jatim) dilaporkan mulai mengalami penurunan air. Hal ini berdasarkan data pemantauan Perum Jasa Tirta I di Wilayah Sungai (WS) Brantas dan Bengawan Solo, per awal Juli.   

Direktur Utama (Dirut) Perum Jasa Tirta I, Raymond Vuliant Ruritan, mengatakan pada dasarnya kondisi waduk di Jatim masih terkendali. Walau demikian, dia tak menampik, debit yang memasuki waduk-waduk sedikit berada di bawah perkiraan. Akibatnya, terjadi penurunan muka air di sejumlah waduk.    

Baca Juga

"Namun dengan pengaturan kita masih dapat memberi air keluar dari waduk sesuai rencana. Masih terkendali, asalkan layanan air masih bisa dilakukan ke hilir," tegas Raymond kepada Republika.co.id, Kamis (4/7).  

Berdasarkan pemantauan Perum Jasa Tirta I, elavasi rencana muka air Waduk Sutami (WS) pada dasarnya sekitar 272,37 meter. Namun elevasi realisasinya hanya mampu mencapai 272,10 meter. Meski masih di bawah rencana, debit air keluar sesuai dengan ketentuan yang ada, yakni 49,6 meter kubik per detik.   

Tidak hanya Waduk Sutami, kata dia, elevasi Bendungan Selorejo (WS) juga berada di bawah rencana. Elevasi yang seharusnya 602,48 meter menjadi 601,00 meter. Dari jumlah tersebut, Perum Jasa Tirta I pun mengatur debit keluar waduk sekitar 9,3 meter kubik per detik.   

Dia mengatakan Bendungan Wonorejo juga mengalami hal serupa dengan elevasi rencana 180,50 meter. Sementara elevasi realisasinya sekitar 180,20 meter dengan debit keluar air sebesar 2,6 meter kubik per detik.

Selain itu, ujar dia, Bendungan Bening yang menjadi bagian WS Brantas hanya mempu merealisasikan elevasinya sebesar 106,41 meter. Padahal Perum Jasa Tirta I memiliki elevasi rencana 107,10 meter. Karena jumlah ini, debit keluar waduk pun diatur sekitar 1,5 meter kubik per detik.

Dia menjelaskan, elevasi rencana Bendungan Wonogiri pun kini harus di bawah target. Waduk yang berada di wilayah Bengawan Solo ini semula 133,50 meter. Lalu berubah menjadi 132,78 meter. Sementara debit keluar waduk masih sesuai rencana, yakni 22 meter kubik per detik.

Dia menambahkan berbeda dengan lainnya, elevasi realisasi Bendungan Lahor justru berada di atas rencana. Elevasi yang seharusnya 272,54 berubah menjadi 272,74 meter. Debit air yang keluar waduk pun masih sesuai rencana sekitar 20 meter kubik per detik.

Wilda Fizriyani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement