Selasa 07 May 2019 22:09 WIB

Asisten Pribadi Sebut Ratna Rutin Konsumsi Obat Antidepresi

Ratna rutin meminum obat itu karena emosi Ratna kerap tidak stabil

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet (tengah) saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet (tengah) saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (23/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten pribadi (aspri) Ratna Sarumpaet, Nur Cahaya Nainggolan mengatakan, Ratna rutin membeli dan mengonsumsi obat antidepresi atas saran dokter kejiwaan. Hal itu ia sampaikan saat dihadirkan sebagai saksi fakta dalam sidang lanjutan perkara berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet.

"Saya tahu (dari) nota belanjanya, bon-bon beliau ada ke dokter-dokter, dia rutin membeli obat antidepresan atas resep dokter," kata Cahaya saat memberi keterangan di hadapan majelis hakim, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/5).

Cahaya yang bertugas mengatur jadwal dan keuangan Ratna menuturkan, bosnya rutin meminum obat itu karena emosi Ratna kerap tidak stabil ketika ada masalah. Bahkan, kata Cahaya, pada satu waktu Ratna sempat mengungkapkan ingin mengakhiri hidupnya.

"Dia enggak stabil, kalau lagi ngobrol-ngobrol, kakak suka bilang mau bunuh diri, masalahnya berbeda-beda. Kalau nanti sudah tenang beliau nyamperin, peluk kita. Beliau emang suka begitu habis marah kalau sudah tenang peluk, minta maaf," papar Cahaya .

Hal itu pun dibenarkan oleh Ratna Sarumpaet. Ia mengaku sudah lama mengonsumsi obat antidepresi. Tepatnya setelah aksi 212, yakni sejak tahun 2016 lalu.

"Sudah lama, sudah lama banget. Habis 212," ujar Ratna Sarumpaet usai menjalani persidangan, di Polda Metro Jaya, Selasa.

Bahkan, Ratna mengaku, hingga saat ini ia masih rutin mengonsumsi obat antidepresi dari dokter tersebut. Ia menyebut, hal itu dilakukannya untuk mencegah dirinya dari gangguan depresi.

"Iya (masih konsumsi). Ya karena depresi. Itu cuma mencegah untuk tidak depresi itu saja," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement