REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cilacap Handi Tri Ujiono mengatakan pemilihan umum (pemilu) merupakan saluran demokrasi untuk menentukan masa depan bangsa lima tahun ke depan. Karena itu, kata dia, peran serta masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara konstitusi penting untuk pengelolaan negara.
"Ini (pemilu, red.) lebih ke saluran demokrasi, ya kesempatannya kali ini, konstitusinya masih seperti itu. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, ini jalurnya untuk menentukan masa depan negeri ini melalui proses pesta demokrasi," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (10/4).
Dengan demikian, ia menerangkan, ketika pemilu tidak dimanfaatkan maka masyarakat akan mengalami kerugian. "Ketika kemudian output-nya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan karena mereka tidak berkontribusi," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, Handi mengajak seluruh peserta Pemilu Serentak 2019 untuk memberikan edukasi yang baik karena merupakan tugas mereka dalam melakukan pendidikan politik. Menurut dia, hal itu merupakan kesempatan bagi peserta pemilu untuk "menjual" atau menawarkan suatu program kepada masyarakat melalui kegiatan kampanye.
"Pemerintah daerah secara umum juga kami harapkan untuk dapat terus memberikan edukasi-edukasi sehingga masyarakat menjadi tertarik karena KPU punya keterbatasan terhadap program sosialisasi ini walaupun kami juga melakukan beberapa terobosan termasuk kegiatan-kegiatan yang menyentuh ke mereka, misalnya terkait dengan pergelaran budaya, beberapa lomba, dan terakhir lomba swafoto bagi milenial, swafoto setelah nyoblos," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menyasar ke seluruh segmen setidaknya memberikan sesuatu atau alternatif yang baru. Disinggung mengenai target partisipasi masyarakat pada Pemilu Serentak 2019, dia mengatakan KPU secara nasional telah menargetkan angka partisipasi masyarakat mencapai 77,5 persen.
"Khusus untuk Kabupaten Cilacap, kami menargetkan lebih dari 70 persen atau meningkat dari Pemilu 2014 yang berada pada angka 66 persen. Mudah-mudahan ini tercapai dengan bersihnya data pemilih termasuk antusiasme masyarakat," katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya terus menyasar pemilih yang benar-benar baru pertama kali memilih karena usianya di bawah 20 tahun. Berdasarkan data, lanjut dia, di Kabupaten Cilacap terdapat sekitar 275 ribu pemilih berusia di bawah 20 tahun.
Sebagian di antaranya dimungkinkan tidak bisa hadir di tempat pemungutan suara (TPS) daerah asalnya karena kuliah di luar wilayah dan saat sekarang sedang sibuk menghadapi ujian. "Kemarin, kami dorong mereka untuk mengurus pindah memilih kalau memang tidak menggunakan hal pilihnya di Cilacap, sehingga data kami menjadi jelas hitungannya," kata Handi.
Menurut dia, pihaknya juga terbantu oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap karena saat peringatan Hari Jadi Ke-163 Kabupaten Cilacap ikut menyosialisasikan Pemilu Serentak 2019 yang akan digelar pada tanggal 17 April 2019 sehingga diharapkan dapat ikut meningkatkan angka partisipasi masyarakat.