Jumat 22 Feb 2019 05:38 WIB

Ketua APPSI: Penurunan Tiket Pesawat Masih Basa-basi

Kenaikan harga tiket pesawat memberatkan industri pariwisata.

Sejumlah calon penumpang mencetak tiket di samping layar informasi penerbangan di terminal keberangkatan domestik 1B Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah calon penumpang mencetak tiket di samping layar informasi penerbangan di terminal keberangkatan domestik 1B Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Longki Djanggola menilai, penurunan harga tiket pesawat yang dilakukan perusahaan penerbangan dewasa ini terkesan masih sebatas basa-basi saja. Meski sebelumnya Presiden Jokowi telah meminta agar harga tiket diturunkan.

"Beberapa waktu lalu Bapak Presiden meminta agar harga tiket kembali diturunkan, namun sepertinya pihak Airlines hanya menurunkan secara basa-basi saja, hanya pada rute-rute tertentu dan terbatas," jelas Longki Djanggola yang juga Gubernur Sulteng itu pada Rakernas APPSI di Padang, Kamis, seperti dikutip Kepala Biro Humas dan Protokoler Pemprov Sulteng Haris Kariming.

Baca Juga

Menurut Longki, kenaikan harga tiket penerbangan saat ini menjadi perhatian gubernur seluruh Indonesia. Naiknya tiket yang kian mendekati ambang batas atas, kata Longki, sangat memberatkan dan merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah.

"Karena itu, masalah tingginya harga tiket penerbangan ini akan menjadi menjadi salah satu rekomendasi Rakernas APPSI kepada pemerintah pusat," ujarnya.

Dalam Raker APPSI yang dihadiri Wapres HM Jusuf kalla itu, Longki mengharapkan pemerintah pusat terus mendorong pelaku industri penerbangan untuk mempertimbangkan kembali penurunan harga tiket, termasuk kewajiban membayar biaya bagasi pada maskapai tertentu.

"Dalam kesempatan ini kami berharap Pemerintah Pusat dapat mendorong maskapai penerbangan untuk mempertimbangkan kembali kenaikan harga tiket dan kewajiban membayar biaya bagasi, mengingat dampaknya yang merugikan industri pariwisata dan perdagangan, terutama UMKM di daerah," ujar Longki lagi.

Salah satu fakta, kata Longki, harga tiket Aceh-Jakarta jauh lebih mahal dibandingkan Aceh-Kualalumpur.

Menanggapi Ketua APPSI tersebut, Wapres Jusuf kalla mengatakan bahwa industri penerbangan menaikan harga tiket disebabkan dua hal, yakni tingginya harga bahan bakar pesawat dan lemahnya rupiah terhadap dolar. Tingginya biaya di industri penerbangan dewasa membuat banyak perusahaan yang harus tutup.

"Jangan sampai perusahaan mengalami kerugian yang membuat penerbangan kita semakin sedikit yang akhirnya harga tiket semakin membgnkak. Untuk itu kita akan lakukan keseimbangan-keseimbangan," kata Wapres.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement