Selasa 18 Dec 2018 17:44 WIB

Kemenkominfo: Bapak-Bapak 34 Tahun Banyak Akses Konten Porno

Kemenkominfo meminta keluarga lebih memperhatikan apa yang diakses anak

Rep: Muhyiddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Konferensi Pers Konten Pornografi Whatsapp. Pegawai Kemkominfo memperlihatkan gambar GIF yang ada di aplikasi Whatsapp di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (6/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Konferensi Pers Konten Pornografi Whatsapp. Pegawai Kemkominfo memperlihatkan gambar GIF yang ada di aplikasi Whatsapp di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Farida Dwi Cahyarini menjelaskan, pertumbuhan pengguna internet saat ini sudah sangat luar biasa. Menurut dia, semua orang sudah bisa menggunakan internet bahkan dengan kecepatan yang sangat tinggi. 

Namun, menurut dia, selain bisa mendatangkan hal-hal yang positif, internet juga bisa menimbulkan hal-hal negatif yang bisa merusak generasi bangsa, seperti halnya pornografi.

Baca Juga

"Memang itu bisa mendatangkan suatu kebaikan yang besar, tapi juga banyak sekali hal-hal negatif seandainya tidak disikapi dengan baik," ujar Farida saat menjadi pembicara Kongres Muslimah Indonesia ke-2, Selasa (18/12).

Dia menuturkan, yang paling banyak mengakses internet saat ini yaitu kalangan remaja berusia 19 tahun hingga orang tua berusia 34 tahun. Karena itu, menurut dia, peran keluarga sangat penting agar anggota keluarganya tidak membuka hal-hal yang berbau pornografi. 

"Siapa yang mengakses paling besar? Ternyata antara umur 19 sampai 34 (tahun), ini mungkin bapak-bapak masa puber. Sangat banyak itu di umur 34tahun. Umur 13 juga banyak," ucapnya. 

Menurut dia, generasi bangsa saat ini banyak yang kecanduan terhadap ponsel, sehingga hal ini lah yang harus disikapi oleh keluarga. Kata dia, setiap keluarga perlu mengendalikan anak-anak agar tidak ketagihan terhadap gawai. 

"Karena tadi dari segi pornografi itu bisa berbahaya, dan bagusnya juga bisa mengeluarkan karya yang luar biasa. Tapi aspek negatif Ini lah yang harus kita cermati," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement