REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan rumah di Jawa Timur rusak akibat puting beliung selama November ini. Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyebutkan bulan ini, ada beberapa kejadian angin kencang dan puting beliung di beberapa wilayah di Jatim.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat angin puting beliung selama November ini mengakibatkan sekitar 1.065 rumah mengalami kerusakan. Rumah-rumah itu tersebar di delapan dari 11 kabupaten yang dilanda angin kencang.
Angin puting beliung melanda delapan desa di Kabupaten Sidoarjo yang mengakibatkan 457 rumah rusak. Kemudian, di dua desa di Kabupaten Mojokerto yang mengakibatkan 170 rumah rusak.
Selanjutnya, di Kabupaten Probolinggo mengakibatkan 148 rumah rusak, dan di Kabupaten Situbondo yang mengakibatkan 269 rumah rusak. Kemudian, di Kabupaten Madiun mengakibatkan 7 rumah rusak.
Di Kabubaten Magetan, angin kencang mengakibatkan 2 rumah rusak, dan di Kabupaten Nganjuk mengakibatkan 9 rumah rusak. Belum lagi di Kota Malang yang mengakibatkan gedung FE dan Bisnis mili UB mengalami kerusakan, dan di Kota Batu mengakibatkan 1 ruko rusak dan 3 rumah rusak ringan.
Ada juga di 2 desa, di Kabupaten Gresik yang mengakibatkan 1 papan reklame roboh dan 1 pohon tumbang. Juga di Kab Kediri yang mengakibatkan 1 tower milik Infokom roboh dan 1 kendaraan mobil rusak berat.
Soekarwo pun mengimbau masyarakat di wilayahnya, khususnya yang tinggal di daerah potensi bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan. Soekarwo juga mengimbau agar pemerintah daerah selalu siaga terhadap bahaya bencana, karena cuaca dapat berubah sewaktu waktu.
"Diharapkannya semua jajaran pemerintah, mulai bupati/ wali kota, dibantu camat dan kepala desa/kelurahan untuk selalu melaporkan semua kejadian yang berkaitan dengan bencana. Kepala desa dan lurah segera melakukan langkah deteksi dini potensi bencana di daerah masing-masing,” kata Soekarwo di Surabaya, Selasa (20/11).
Menurut Soekarwo, salah satu langkah deteksi dini yang wajib disiagakan adalah menyiapkan segala kebutuhan dasar bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan apabila terjadi bencana sewaktu-waktu bisa langsung digunakan sehingga bisa meminimalisir jumlah kerusakan dan korban jiwa.
“Besarnya kebutuhan tersebut bisa dilakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, yang selanjutnya dilaporkan kepada bupati/ wali kota agar segera bisa segera dipersiapkan,” ujarnya.
Ia mencontohkan beberapa bencana angin kencang dan puting beliung tadi. Karena sudah terdeteksi dini, beberapa kabupaten kota sudah melakukan pemulihan terhadap lokasi terdampak dan korbannya.
“Pemerintah dan masyarakat harus bergotong royong membangun kembali prasarana umum yang rusak akibat bencana. Bencana harus diatasi secara cepat dengan tujuan masyarakat terdampak bisa segera diberikan bantuan” katanya.