Kamis 25 Oct 2018 13:04 WIB

Pancasila Jadi Pengikat Keberagaman Indonesia

Lebih dari 90 persen mahasiswa masih menginginkan Pancasila sebagai pemersatu.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kementerian Dalam Negeri sebagai pelaksana Gerakan Indonesia Bersatu bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menyelenggarakan talkshow Pancasila Goes to Campus, Rabu (24/10).
Foto: kemenko pmk
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kementerian Dalam Negeri sebagai pelaksana Gerakan Indonesia Bersatu bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menyelenggarakan talkshow Pancasila Goes to Campus, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO --  Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan kemajemukan yang dimiliki Bangsa Indonesia merupakan anugerah. Oleh karena itu, kemajemukan merupakan potensi bangsa yang harus selalu dijaga dengan Pancasila. Hal itu diungkapkannya dalam talkshow yang bertemakan Membumikan Pancasila di Era Milenial.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kementerian Dalam Negeri sebagai pelaksana Gerakan Indonesia Bersatu bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menyelenggarakan talkshow Pancasila Goes to Campus, Rabu (24/10). Acara talkshow ini merupakan rangkaian dari Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 hingga 28 Oktober 2018.

“Pancasila merupakan dasar yang sangat penting dan harus diimplementasikan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Olly.

IPAK Turun, Kemenko PMK Klaim Revolusi Mental Sukses

Menurut dia, sebagai generasi penerus bangsa, peran mahasiswa sangat penting untuk menjalankan nilai-nilai pancasila sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terus terpelihara. “Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan menggantikan kita semua. Maka dari itu, mereka harus memiliki semangat dan tekad yang besar untuk mengimplementasikan Pancasila sebagai pengikat dari keberagaman,'' kata Olly.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mendorong peran mahasiswa untuk dapat mengimplementasikan Gerakan Nasional Revolusi Mental khususnya Gerakan Indonesia Bersatu. Dengan adanya peran aktif mahasiswa, maka potensi ancaman radikalisme dan perpecahan dapat dicegah.

“Berdasarkan hasil survei, lebih dari 90 persen mahasiswa masih menginginkan Pancasila sebagai pemersatu dan bingkai NKRI. Kami sebagai Pemerintah Provinsi selalu memberikan contoh dan terus menyosialisasikan pentingnya implementasi dari revolusi mental khususnya Gerakan Indonesia Bersatu pada generasi muda sehingga mereka terhindar dari berbagai ancaman radikalisme dan perpecahan,” kata dia.

Salah satu mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Renaldo Gareja menjelaskan bahwa pancasila merupakan lentera bangsa yang memiliki peranan penting dalam memajukan bangsa. “Pancasila merupakan cahaya yang membawa kita menuju kemajuan bangsa sehingga cita-cita yang sudah ditetapkan oleh founding fathers dapat dicapai,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement