REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menghentikan sementara kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Penghentian sementara kampanye ini sebagai bentuk empati kepada warga yang terkena musibah.
"Yang penting saya mohon pada KPU jangan ada kampanye dulu. Setop. Mari kita empati pada warga yang kena musibah sambil lihat tahap yang berikutnya," ujar Mendagri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/10).
Kendati demikian, ia menyarankan jika kampanye tetap dilaksanakan di daerah bencana, dapat dilakukan dengan menyalurkan bantuan kepada para korban. Tjahjo menilai, cara ini lebih baik dibandingkan kampanye dengan orasi dan yel-yel.
"Kalau bantuan diterima dong. Kalau bantuan, ya, ndak papa. Malah, lebih baik kalau kampanye di sana kirim bantuan air bersih makanan dan minuman. Yang penting jangan ada orasi dan yel-yel. Semua berduka," katanya menjelaskan.
Sebelumnya, presiden ke-6 RI yang juga Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyarankan agar kampanye di Sulawesi Tengah dihentikan sementara lantaran terjadinya bencana. Melalui video di Youtube pada Ahad (30/9), SBY meminta semua pihak bersatu serta membantu pemerintah dan masyarakat yang terkena musibah. "Sementara kegiatan kampanye kita hentikan dulu," ujar SBY.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin sudah menyatakan sepakat dengan usulan SBY. TKN pun menekankan agar lokasi bencana tidak dijadikan ajang kampanye.
Raja Juli pun mengapresiasi SBY yang menyarankan agar kampanye di Sulteng dihentikan. ”Tidak saatnya berpolitik, tapi bersama bantu saudara,” kata Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni kepada wartawan di Posko Pemenangan, Jalan Cemara, Senin (1/10).
Namun, Juru Bicara TKN Irma Suryani Chaniago mengingatkan semua pihak agar tak berburuk sangka atas kunjungan Presiden Joko Widodo ke wilayah bencana. Menurutnya, kunjungan itu sebatas bentuk kepedulian pemimpin pada rakyatnya.
Ia menyatakan, kunjungan tersebut bukan sebagai kampanye. "Presiden ke sana bantu pulihkan Palu, Donggala. Jangan pernah musibah sebagai arena politik praktis. Harus ada empati dan moral bersama," kata dia.